Tiga opsi koalisi Jokowi menyambut manuver Gerindra 

Opsi paling ekstrem, koalisi menolak mentah-mentah partai besutan Prabowo Subianto itu pindah gerbong.

Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) saat melakukan pertemuan di FX Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7). /Antara Foto

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menyebut setidaknya ada tiga opsi yang bisa dipilih koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf atau Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dalam menyambut Gerindra, yakni opsi ekstrem, sedang, dan lunak. 

Dari ketiga opsi tersebut, menurut Adi, opsi lunak yang paling memungkinkan dipilih KIK jika Gerindra jadi bergabung. Dalam opsi ini, partai besutan Prabowo Subianto itu berpeluang diberi jatah kursi Ketua MPR RI. 

"Kemungkinan akan terjadi politik akomodasi lunak. Apa modelnya? Misalnya ketua MPR diberikan kepada Gerindra," kata dia saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Kamis (1/8). 

Menurut Adi, parpol-parpol KIK cenderung bakal lebih memilih melepaskan kursi Ketua MPR RI ke tangan Gerindra ketimbang harus kehilangan jatah menteri. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan opsi berbagi jatah menteri bersama Gerindra juga disepakati petinggi KIK. 

"Gerindra diberikan sejumlah kursi strategis yang digosipkan beberapa orang seperti BUMN-lah, (Kementerian) Pertanianlah. Mungkin juga pos-pos strategis sebagai politik akomodatif. Tapi, ini nanti akan mendapatkan suatu resistensi yang luar biasa," kata dia.