Ziarah, antara tradisi dan citra politik

Jelang pilpres 2019, sejumlah tokoh politik seperti Prabowo dan Cak Imin ziarah ke makam para leluhur. Sekadar tradisi atau membentuk citra?

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bergegas seusai menjenguk Pengasuh PP. Al Islah Bondowoso KH Maksoem yang sedang sakit di RS Delta Surya Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (3/5)./ Antarafoto

Fenomena ziarah ke makam tokoh politik atau tokoh masyarakat ramai di tahun politik. Jumat (4/5) Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto berziarah ke makam presiden pertama Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kota Bllitar, Jawa Timur, bersama Rachmawati Soekarnoputri.

Sebelumnya politisi PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin juga berdoa di pusaran suami Megawati Taufik Kiemas, guna memohon restu sebagai cawapres pendamping Jokowi. Tak hanya itu, praktik ziarah ini juga dilakoni calon kepala daerah dari Jawa Timur Khofifah dan Emil Dardak. Bedanya, mereka menyambangi makam buruh Sidoarjo Marsinah untuk melantunkan tahlil bagi almarhumah.

Di Jakarta, dalam gelaran pilkada dan pileg periode lalu, tiga makam keramat yang digadang-gadang menjadi paku ibukota, juga tak pernah sepi kunjungan calon legislator dan kepala daerah. Tiga makam itu adalah makam Habib Ahmad bin Alwi Alhaddad atau Habib Kuncung di Pancoran, makam Pengeran Jayakarta, dan Mbah Priok.

Motif ziarah itu sendiri beragam. Prabowo mengaku, motivasinya hanya lantaran ia menghormati sosok Bung Karno. Ziarah, imbuhnya, juga bagian tradisi yang baik dan harus dilestarikan.

"Hari ini saya diajak Bu Rachmawati untuk ziarah ke makam pendiri hangsa ini. 'Founding father' kita, proklamator kita, presiden pertama Bung Karno," katanya di Blitar, Jumat (4/5), dilansir Antara.

Prabowo datang ke makam Bung Karno sekitar jam 09.00 WIB dengan rombongan. Saat datang di makam ayah Megawati tersebut, para pendukungnya langsung menyambut dengan gempita. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang mengenakan kaos bertuliskan "Prabowo for Presiden".

Sebelum ziarah, Prabowo mengikuti upacara kemiliteran di lokasi makam. Puluhan pendukung juga ikut upacara kemiliteran tersebut, dilanjutkan acara doa bersama di makam. Di tempat tersebut, pemuka agama memimpin doa lalu tabur bunga. Usai berdoa pun, kegiatan ini masih ditutup dengan upacara militer.