sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mitigasi coronavirus, industri harus diversifikasi rantai pasok

Banyak industri yang sangat bergantung pada rantai pasokan China.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 05 Mar 2020 18:05 WIB
Mitigasi coronavirus, industri harus diversifikasi rantai pasok

Wabah coronavirus disease-19 (covid-19) yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, telah melumpuhkan rantai pasokan global (global supply chain). Sebab, banyak industri yang sangat bergantung pada rantai pasokan China.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengatakan dengan adanya wabah covid-19 ini, pemerintah dan pengusaha mesti paham bahwa penting untuk melakukan diversifikasi rantai pasok global Indonesia.

"Kalau sekarang ini transaksi perdagangan kita didominasi oleh China, dengan kasus seperti ini kita harus semakin sadar kalau diversifikasi negara asal impor kita itu menjadi penting," kata Sunarso di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3).

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Harvard Business Review, saat epidemi SARS mucul di China pada 2002, Produk Domestik Bruto (PDB) China hanya mewakili 4,31% PDB dunia. Sementara, saat ini ketika wabah coronavirus muncul, PDB China telah mewakili 16% dari PDB dunia.

Dalam kesempatan yang sama., Country Head, Presiden Direktur, dan CEO PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tigor M. Siahaan mengatakan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mendiversifikasi rantai pasok. Menurut dia, dari manufaktur global, China menguasai rantai pasok 20%-30% dan adanya coronavirus membuat rantai pasok terhambat.

"Akan tetapi, ini memberikan peluang untuk pengusaha kita menarik investasi sebagai alternatif terhadap China," kata Tigor.

Tigor mengatakan saat ini banyak industri yang bergantung ke pasokan dari China, padahal sejumlah bahan baku masih bisa diproduksi di dalam negeri. Beberapa nasabah Bank CIMB Niaga pun, kata Tigor, melihat situasi ini sebagai peluang.

Menurut Tigor, apabila pasokan tersebut bisa diproduksi di Indonesia, hal tersebut dapat meningkatkan daya tarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Sponsored

"Makanya Omnibus Law ini sangat penting sekali untuk bisa dilaksanakan segera mungkin. Karena investasi itu akan masuk, kemudahan perizinan akan datang, dan itu diharapkan berdampak ke ekonomi," tutur dia.
 

Berita Lainnya
×
tekid