sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AKRA minta pemerintah menaikkan harga BBM

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) meminta pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp400-Rp600 per liter.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 30 Agst 2018 01:14 WIB
AKRA minta pemerintah menaikkan harga BBM

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) meminta pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp400-Rp600 per liter untuk jenis RON 92 dan RON 95 bulan ini.

Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan kenaikan harga dilakukan lantaran harga minyak dunia yang terus menanjak dan nilai tukar rupiah yang masih melemah.

“Sudah kami laporkan kenaikan untuk bulan Agustus. Sekarang cuma lapor saja. Kalau dulu ada peraturan harus disetujui oleh menteri, (tapi) sekarang cuma lapor,” kata dia saat konferensi pers pada Investor Summit di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8).

Manajemen emiten bersandi saham AKRA tersebut mengaku telah meminta kepada pemerintah untuk menaikkan harga bensin RON 92 dari Rp9.200 per liter menjadi Rp9.600 hingga Rp9.800 per liter.

Terkait bisnis penyaluran BBM, AKR telah membentuk perusahaan patungan (joint venture) bersama British Petroleum (BP Global) dengan modal disetor sebesar US$24 juta. 

Perusahaan patungan menjadi penyalur BBM membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Rencananya, mereka menyelesaikan pembangunan 30 unit SPBU hingga 2019.

"Kami akan mulai bangun akhir tahun ini. Rencananya bulan November akan diluncurkan di Tangerang dan Jababeka. Dalam waktu 12 sampai 18 bulan, kami akan buka hingga 30 SPBU di Jakarta dan Surabaya," ungkap Suresh.

Ia mengatakan joint venture bernama PT Aneka Petroindo Raya ini, tengah melakukan pekerjaan konstruksi untuk beberapa stasiun. SPBU baru untuk wilayah Jawa dan Sumatra ini, nantinya menjual BBM nonsubsidi yaitu, RON 90, RON 92, RON 95, dan solar.

Sponsored

Kepemilikan AKRA pada joint venture ini sebesar 50,1% dan BP 49,9%. “Dengan adanya perluasan bisnis ini diharapkan kontribusi dari ritel dapat sebesar 25% hingga 35% dalam 3 hingga 4 tahun ke depan. Mungkin arahnya ke 50%,” ujar Suresh. 

AKR melihat peluang besar di segmen tersebut, mengingat pesatnya pertumbuhan kendaraan di Indonesia dan kurangnya jumlah SPBU yang ada. Selain itu, pembangunan infrastruktur beberapa tahun terakhir, termasuk jalan tol baru, diharapkan akan meningkatkan permintaan BBM nonsubsidi di segmen transportasi.

Selain distribusi BBM, kerja sama dengan BP juga mencakup penjualan pelumas merek Castrol di Indonesia. Produk pelumas yang dijual untuk kebutuhan industri, kelautan, pertambangan, dan kendaraan komersial seperti yang telah disepakati sebelumnya antara AKR dan BP.

Sebagai informasi, pendapatan perusahaan hingga semester I-2018 sebesar Rp11,21 triliun atau tumbuh 21,61% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 9,22 triliun. Sementara EBITDA sepanjang semester I-2018 sebesar Rp657 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid