sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

APBI pertanyakan kebijakan menaikkan target produksi batu bara

penambahan produksi membuat stok batu bara di pasar melimpah

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 04 Sep 2018 16:59 WIB
APBI pertanyakan kebijakan menaikkan target produksi batu bara

Kebijakan Kementerian ESDM menaikkan target produksi batu bara tahun ini menjadi 585 juta ton, dari sebelumnya 485 juta ton, dikhawatirkan berdampak negatif pada harga batu bara. 

Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Baatubara Indonesia (APBI) Pandu Patria Sjahrir, mengatakan, penambahan produksi membuat stok batu bara di pasar melimpah. Akibatnya harga jual batu bara di pasar internasional turun. 

“Ini kan soal current account deficit (CAD). Peningkatan 100 juta ton hampir 20% dari total produksi. Ketakutan dari industri adalah penurunan harga. Ternyata benar, tiga minggu terakhir harganya turun luar biasa, kurang lebih hampir US$ 20 per ton,” kata Pandu di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/9). 

Indonesia mempunyai pengaruh terhadap harga batu bara di pasar dunia. Pasalnya nilai ekspornya cukup besar dibanding negara lain. Penambahan ekspor batu bara meningkatkan ketidakpastian bagi industri pertambangan batu bara, terutama masalah harga.

Sponsored

“Signalling (tambahan produksi) ini banyak memberikan ketidakpastian dari sisi industri. Cara seperti itu membuat market menjadi was-was," ujarnya.

Pada dasarnya pengusaha menyetujui ikut berkontribusi menekan CAD. Hanya saja, perlu dilakukan dengan cara yang lebih bijak. Misalkan saja dengan perbaikan regulasi sehingga lebih menarik untuk investor. 

“Paling penting itu adalah Key Performance Index. Makanya saya juga heran harga batu bara naik, tetapi investasi malah turun. Biasanya harga batu bara dan minyak naik, investasi naik. Ini malah kebalikan. Jadi, dari sisi regulasi lah kita bisa sempurnakan," pungkasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid