close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (20/04/2021). Foto tangkapan layar.
icon caption
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Selasa (20/04/2021). Foto tangkapan layar.
Bisnis
Selasa, 20 April 2021 15:50

BI perkirakan pertumbuhan ekonomi global 5,7% di 2021

Perkiraan ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yaitu 5,1%.
swipe

Bank Indonesia (BI) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global selama 2021. Perkiraan ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 5,1%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, proses pemulihan ekonomi global semakin tidak merata antar negara. Perkembangan tersebut, terutama didorong oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat dan China yang lebih cepat dibanding negara lainnya.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi prakiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 menjadi 5,7%, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya sebesar 5,1%," kata Perry, Selasa (20/4). 

Perry menyebut, di AS, perbaikan ekonomi diperkirakan semakin kuat, sejalan dengan proses vaksinasi yang berjalan lancar dan tambahan stimulus fiskal yang lebih besar. Sementara di Tiongkok, pemulihan ekonomi yang lebih tinggi ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan global.

Selain itu, lanjut Perry, pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi juga terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini pada Maret 2021. Indikator tersebut seperti Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel di beberapa negara yang terus meningkat. 

Sejalan dengan perbaikan ekonomi global tersebut, tutur dia, volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat. Hal tersebut mendukung perbaikan kinerja ekspor negara berkembang yang lebih tinggi, termasuk Indonesia. 

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan dan volatilitas yield US Treasury masih berlangsung, seiring dengan lebih baiknya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan persepsi pasar terhadap arah kebijakan The Fed. 

"Perkembangan ini berpengaruh terhadap aliran modal masuk ke sebagian besar negara berkembang yang lebih rendah, dan berdampak pada tekanan mata uang di berbagai negara tersebut, termasuk Indonesia," ucapnya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan