sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BKPM akan revisi target investasi 2020 jadi Rp817 triliun

Sebelumnya target investasi ditetapkan sebesar Rp886 triliun pada 2020.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 23 Apr 2020 14:24 WIB
BKPM akan revisi target investasi 2020 jadi Rp817 triliun

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan akan merevisi target realisasi investasi tahun 2020 apabila pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga Juli 2020.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, sebelumnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan BKPM untuk bisa meraih realisasi investasi sebesar Rp886 triliun pada 2020. Dengan situasi pandemi Covid-19, Bahlil mengatakan pihaknya tengah membuat beberapa opsi untuk menurunkan target realisasi investasi tersebut.

"Kalau Covid-19 berakhir di bulan Mei, kami merevisi target realisasi investasi kami menjadi sekitar Rp850 triliun," ujar Bahlil dalam rapat dengar pendapat (RDP) virtual bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4).

Namun, apabila pandemi Covid-19 baru teratasi pada Juli 2020, maka BKPM akan merevisi target realisasi menjadi sekitar Rp817 triliun.

"Selama kami ditunjang dengan fasilitas yang memadai, kami optimistis bisa mencapai target realisasi investasi," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada Kementerian Keuangan untuk tidak memotong pagu anggaran BKPM terlalu banyak. Sebagai informasi, BKPM mendapat pagu sebesar Rp585 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020

Menurut perhitungan BKPM, lanjut Bahlil, alokasi anggaran yang bisa dihemat oleh BKPM hanya sebesar Rp61 miliar. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar BKPM memotong anggaran mereka Rp191 miliar.

Apabila anggaran BKPM dipotong Rp191 miliar, Bahlil mengatakan pihaknya kemungkinan akan menghentikan operasional sembilan kantor perwakilan BKPM yang ada di luar negeri. BKPM, kata Bahlil, telah menyurati Menteri Keuangan agar tak memotong alokasi anggaran terlalu banyak.

Sponsored

"Kalau anggaran kami dipotong, saya tak menjamin target realisasi investasi bisa dipenuhi. Karena untuk bayar gaji saja sudah susah, kami tak bisa kerja maksimal. Bahkan tak menutup kemungkinan kantor kami di sembilan negara akan kami tarik sementara waktu," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid