sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BKPM tegaskan tidak ada insentif untuk muluskan investasi masuk

BKPM optimistis target investasi pada 2020 sebesar Rp866 triliun bisa tercapai.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 06 Mar 2020 17:15 WIB
BKPM tegaskan tidak ada insentif untuk muluskan investasi masuk

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk menggenjot masuknya investasi ke Indonesia, di tengah pelemahan ekonomi akibat penyebaran coronavirus.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya masih optimistis strategi dan promosi yang dilakukan oleh BKPM cukup menarik minat investor, tanpa harus memberi stimulus dengan mengeluarkan insetif.

"Enggak ada (insentif) untuk investasi, standar saja. Kita masih tetap pada skema promosi dan strategi yang ada untuk dapat realisasikan investasi," katanya di BKPM, Jakarta, Jumat (6/3).

Bahlil juga menuturkan pemerintah masih optimistis target investasi pada 2020 yang sebesar Rp866 triliun bisa tercapai. Strategi yang akan dijalankan BKPM adalah dengan memperluas pasar investor ke negara-negara seperti Eropa, Timur Tengah, Korea Selatan, dan Jepang.

"Sampai dengan hari ini harus optimis. Kita ini pengusaha tidak boleh pesimis. Orang kalau pesimis itu mati saja enggak usah jadi pengusaha. Bahwa ada kendala iya, tapi di balik kendala itu harus ada peluang di balik corona harus ada solusi," jelasnya.

Lebih jauh, dia mengatakan, cukup sektor pariwisata yang diberi stimulus dengan sejumlah insentif. Jika semua diberi insentif, lanjutnya, penerimaan negara akan terus tertekan.

"Jangan terlalu diumbar insentif itu, lama-lama negara enggak dapat apa-apa. Kalau sektor pariwisata ada dikasih insentif, tapi kalo investasi kami cukup yakin terhadap apa yang kami lakukan dapat menghasilkan solusi," ujarnya.

Meski demikian, dia mengakui bahwa realisasi investasi pada Januari hingga Februari 2020 mengalami penurunan akibat coronavirus terutama dari Tiongkok.

Sponsored

Namun, dia belum dapat mengatakan berapa penurunan investasi dai Negeri Tirai Bambu tersebut. Dia mengatakan masih menghitung angkanya hingga triwulan pertama pada Maret mendatang.

"Kita masih menghitung berapa penurunan investasi dari Tiongkok. Kita kan menghitungnya per triwulan, dan itu akan kita umumkan di awal bulan depan," ucapnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid