sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dampak minyak goreng satu harga kepada saham SIMP dan SMAR

Kebijakan itu bakal berdampak positif terhadap kinerja saham SIMP dan SMAR pada tahun ini.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Jumat, 21 Jan 2022 15:20 WIB
Dampak minyak goreng satu harga kepada saham SIMP dan SMAR

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah mengumumkan kebijakan harga khusus minyak goreng kemasan sebesar 14.000 per liter. Kebijakan ini merupakan strategi subsidi pemerintah sebanyak 250 juta liter per bulan selama jangka waktu enam bulan ke depan.

Lantas seperti apa pengaruhnya bagi emiten yang berbisnis pada sektor ini? Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memprediksi, kebijakan itu tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap prospek kinerja PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) dan kinerja PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR).

Namun dia mengakui, kebijakan itu bakal berdampak positif terhadap kinerja saham SIMP pada tahun ini. Adapun ia memperkirakan saham SIMP akan bergerak di rentan Rp446-Rp468 dan SMAR akan bergerak pada Rp4540-Rp4700.

“Saya memperkirakan bergerak di range konsolidasi Rp446-Rp468 untuk SIMP. Sedangkan untuk SMAR memiliki range Rp4540-Rp4700," jelas Nafan saat dihubungi Alinea.id, Jumat (21/1).

Hingga pukul 15.14 WIB, saham SIMP berada di posisi Rp456,00 atau naik 0,44% dari pembukaan sesi siang. Kemudian untuk SMAR berada di Rp4.660,00 atau naik 7,62% dari sesi pembukaan siang. 

“Kinerja fundamental kedua emiten tersebut bagus pada kuartal III-2021, adapun peningkatan penjualan diiringi dengan prospek recovery perekonomian akan membuat kinerja fundamental emiten tersebut bisa semakin solid," kata Nafan.

Untuk diketahui, SMAR memperoleh laba bersih Rp1,79 triliun pada periode Januari-September 2021. Capaian ini melonjak 735,75% secara tahunan dari Rp214,72 miliar pada sembilan bulan pertama 2020. Sedangkan SIMP mencatat pendapatan Rp14,13 triliun hingga kuartal III-2021, naik 36,94% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kinerja positif tersebut diyakini berlanjut pada tahun ini. Adapun hal tersebut didukung oleh kenaikan harga CPO diakibatkan oleh kenaikan harga minyak mentah dunia serta pengaruh cuaca yang membatasi pasokan sawit tahun ini.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid