sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hutama Karya butuh Rp262 triliun bangun Trans Sumatra

PT Hutama Karya (Persero) membutuhkan dana Rp262 triliun untuk membangun 11 ruas jalan tol Trans Sumatra.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 19 Feb 2019 20:05 WIB
Hutama Karya butuh Rp262 triliun bangun Trans Sumatra

PT Hutama Karya (Persero) membutuhkan dana Rp262 triliun untuk membangun 11 ruas jalan tol Trans Sumatra. Adapun panjang ruas jalan tol itu mencapai 1.568 kilometer (km).

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan dari total kebutuhan anggaran pembangunan jalan tol tersebut, sekitar 68% akan didanai dari ekuitas (modal sendiri). Sementara sisanya sekitar 32% berasal dari pinjaman.

"Sindikasi loan dari bank-bank asing dan bank-bank pemerintah untuk bangun jalan tol prioritas itu," kata Bintang di Jakarta, Selasa (19/2).

Adapun 11 ruas jalan tol prioritas di Sumatra yang dibangun Hutama Karya adalah Medan-Binjai (17 km), Palembang-Indralaya (22 km), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (185 km), dan Pekanbaru-Dumai (131 km).

Selanjutnya, Kisaran-Indrapura (47 km), Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat (143 km), Palembang-Tj. Api-api (70 km), Pekanbaru-Padang (255), Medan-Aceh (470), dan Simpang Indralaya-Muara Enim (88 km).

Sementara untuk progres konstruksi jalan tol Trans Sumatra, ruas tol Medan-Binjai baru terealisasi 91,8% dengan total investasi Rp1,6 triliun.

Ruas tol Pekanbaru-Dumai, progres konstruksinya baru 36,07% dengan total investasi Rp16,21 triliun. Ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggung - Kayu Agung progres konstruksinya telah mencapai 89,77% dengan nilai investasi Rp21,95 triliun. 

Sementara, ruas tol Palembang - Indralaya sudah mencapai 100% dengan nilai investasi Rp3,3 triliun. Bakauheni - Terbanggi Besar juga sudah 100% dengan nilai investasi Rp16,79%.

Sponsored

Belanja modal 2019

Sementara itu PT Hutama Karya (Persero) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp40 triliun pada 2019. Angka tersebut meningkat 110,5% dibandingkan dengan capex pada 2018 sebesar Rp19 triliun.

Bintang Perbowo mengatakan, dana capex tersebut diperoleh dari ekuitas dan loan. "Ekuitas sekitar 10,5 triliun dan loan senilai 35 triliun," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/2).

Lebih lanjut, Bintang menyebut untuk tahun ini perusahaan belum berencana untuk menerbitakan surat utang. "Belum [akan] menerbitkan obligasi," imbuhnya.

Selain itu, pada 2019 ini perusahaan kontraktor pelat merah tersebut juga membidik pertumbuhan laba 20%-25% dari tahun sebelumnya. 

"Laba 2018 masih audit, tapi kami targetkan naik. Target kontrak ada 30 tahun ini," katanya. Sayangnya, Bintang enggan untuk merinci kontrak tersebut. 

Di sisi lain, PT Hutama Karya akan menjadi induk dalam pembentukan holding BUMN sektor infrastruktur dan konstruksi yang masih dalam proses pemerintah.

Bintang menjelaskan, saat ini pihaknya bersama calon anggota holding infrastruktur telah melakukan koordinasi terkait hal itu. Hutama Karya tengah menunggu pengalihan saham yang akan dilakukan serta menunggu proses penandatangan peraturan pemerintah yang masih berada di sekretariat negara. 

"Kami tinggal nunggu bagaimana inbreng penyertaan modalnya," kata Bintang.

Sebagai informasi, holding infrastruktur terdiri enam perusahaan di mana PT Hutama Karya sebagai induknya. Sementara, untuk anggotanya yakni PT Waskita Karya Tbk., PT Jasa Marga Tbk., PT Adhi Karya Tbk., PT Yodya Karya, dan PT Indra Karya.
 

Berita Lainnya
×
tekid