sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Imbas Covid-19, Antam pangkas capex 2020 jadi Rp1,5 triliun

Antam membubukan laba bersih Rp84,82 miliar pada semester I-2020.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 27 Agst 2020 20:26 WIB
Imbas Covid-19, Antam pangkas capex 2020 jadi Rp1,5 triliun

PT Aneka Tambang Tbk atau Antam memangkas anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sepanjang 2020. Langkah ini disebut sebagai strategi menghadapi pandemi coronavirus baru (Covid-19).

"Kondisi pandemi ini menyebabkan adanya perubahan sejumlah target. Hal ini juga dialami oleh perusahaan lain," kata Direktur Niaga Antam, Apriliandi Hidayat Setia, dalam telekonferensi, Kamis (27/8).

Dia menjelaskan, perseroan telah memangkas anggaran hingga 50% dari semula sebesar Rp3,3 triliun menjadi Rp1,5 triliun pada 2020. Sementara itu, serapan anggaran yang terealisasi sepanjang semester I-2020 baru Rp265 miliar.

"Kita fokuskan ke investasi untuk pengembangan. Sepertinya untuk investasi pengembangan, ada juga investasi untuk anak perusahaan untuk tambahan modal, tapi masih kami evaluasi," ujarnya.

Apriliandi melanjutkan, Antam berencana menginjeksi modal kepada perusahaan joint venture untuk membangun proyek smelter. Kemudian, menargetkan produksi feronikel pada 2020 sebanyak 27.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Adapun volume penjualan feronikel pada semester I-2020 mencapai 12.762 TNi, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 13.017 TNi. 

Sementara itu, laba usaha segmen operasi nikel pada semester I-2020 mencapai Rp333,64 miliar. Sebesar Rp263,06 miliar di antaranya diperoleh pada kuartal II-2020, tumbuh signifikan dibandingkan laba usaha kuartal sebelumnya Rp70,58 miliar.

Antam pun menargetkan 1 juta ton penjualan bijih nikel di pasar domestik, bijih bauksit hingga ditargetkan terjual 1,2 juta ton untuk ekspor, dan emas menyentuh angka 18 ton. 

Sponsored

Sepanjang semester I-2020, Antam mencatatkan laba bersih sebesar Rp84,82 miliar. Capaian ini turun 80,18% dibandingkan periode sama 2019 senilai Rp428 miliar.

Berita Lainnya
×
tekid