sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Impor avtur pada 2018 alami penurunan

Sayangnya, meski secara volume menurun, tetapi secara nilai tidak mengalami penurunan.

Soraya Novika
Soraya Novika Jumat, 15 Feb 2019 15:25 WIB
Impor avtur pada 2018 alami penurunan

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor avtur pada 2018 mengalami penurunan dibandingkan 2017. 

Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono, menjelaskan volume total impor avtur pada 2018, sebesar 1,22 juta ton. Sedangkan pada 2017, volume impor avtur mencapai 1,54 juta ton. 

Sayangnya, meski secara volume menurun, tetapi secara nilai tidak mengalami penurunan. Sebab, avtur pada tahun lalu mengalami kenaikan harga.

"Trennya secara volume memang turun, tapi nilainya naik. Hal ini karena harga minyak mentahnya naik," ujar Anggoro di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (15/2).

Anggoro merinci pada 2017, nilai impor avtur mencapai US$825,3 juta Sedangkan pada 2018 kemarin secara volume mencapai US$861,1 juta.

Pada 2018, impor avtur terbesar terjadi pada Juni, yaitu sebesar 135.000 ton. Sedangkan impor terendah terjadi pada Oktober, yaitu sebesar 71.000 ton.

"Ini tidak berkorelasi dengan pariwisata. Tahun lalu juga pariwisata naik. Mungkin ada suatu kebijakan yang menyebabkan impor avtur turun di 2018. Tetapi BPS tidak tahu. Mungkin bisa dikonfirmasi ke teman-teman di Pertamina," ungkapnya.

Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, perlu adanya perusahaan penyedia avtur lain selain PT Pertamina (Persero), agar lebih kompetitif. "Betul, perlu," kata Budi saat ditemui di Jakarta.

Sponsored

Untuk penyediaan infrastruktur pengisian bahan bakar avtur di bandara harus ada kesepakatan (business to business) dengan operator bandara, dalam hal ini, PT Angkasa Pura I dan II dan tidak perlu adanya izin Kemenhub.

Sebenarnya pesaing tidak diperlukan apabila harga sudah kompetitif, namun saat ini Pertamina disebut-sebut melakukan monopoli terhadap harga avtur. "Jadi saya pikir yang berwenang untuk menyatakan itu korporasi dan Kementerian BUMN. Bagi saya kalau harganya sudah benar kan ga perlu kecuali ada disparitas harga, maka diperlukan," katanya.

Harga avtur yang dinilai tinggi juga ditengarai sebagai sebab harga tiket melonjak karena avtur memakan porsi 40% dari biaya operasional.

 

Berita Lainnya
×
tekid