close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan (kanan) berbincang dengan Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti (kiri) disela-sela acara kunjungan lapangan ke Blok Pangkah di Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8)./AntaraFoto
icon caption
Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan (kanan) berbincang dengan Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti (kiri) disela-sela acara kunjungan lapangan ke Blok Pangkah di Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8)./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 17 September 2018 16:06

Impor migas tertinggi sejak 13 bulan terakhir terjadi di Agustus

Nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3 miliar
swipe

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produktivitas impor pada Agustus 2018 sebesar US$16,84 miliar. Hal itu dikarenakan adanya penurunan impor nonmigas dan naiknya impor migas.

Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan, peningkatan impor migas dipicu naiknya impor minyak mentah dan gas masing-masing US$420,3 juta (67,55%) dan US$22,4 juta (7,87%). Sementara nilai impor hasil minyak turun US$57,1 juta (3,26%).

"Selama 13 bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai US$3 miliar dan terendah terjadi di September 2017, sebesar US$1,9 miliar," jelas pria yang akrab disapa Kecuk di kantornya, Senin (17/9).

Sementara itu, peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2018 dibanding Juli 2018 adalah golongan susu, mentega, dan telur.

Kepala Subdirektorat Impor BPS, Rina Dwi Sulastri menyampaikan, impor susu senilai US$55 miliar atau sebanyak 23 juta ton itu berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia dan Prancis.

Kemudian impor mentega senilai US$18,35 miliar atau sebanyak 3 juta ton, berasal dari Selandia Baru, Belanda, Belgia, Prancis, dan Australia.

Indonesia mengimpor telur dari Jerman, Prancis, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat sebanyak 1,2 ton, dengan nilai US$24,28 juta.

"Dominannya adalah susu. Importirnya antara lain, Mayora dan Sari Husada," jelas Rina.

Secara kumulatif, sejak Januari sampai dengan Agustus 2018 adalah US$124,2 miliar atau meningkat 24,52%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing US$4,3 miliar atay 28,31% dan US$20,1 miliar atau 23,83%.

Peningkatan impor migas disebabkan naiknya impor seluruh komponen migas, yaitu, minyak mentah US$1,84 miliar (41,65%), hasil minyak US$2,2 miliar (23,27%), dan gas US$349,8 juta (21,27%).

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan