sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kedelai mahal, Puskopti persoalkan tata niaga pemerintah

"Sekarang jika fluktuasi harga kedelai tidak diatur, maka akan ada kenaikan yang tanpa aturan," tegas Sutaryo.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Rabu, 23 Feb 2022 08:18 WIB
Kedelai mahal, Puskopti persoalkan tata niaga pemerintah

Pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah melakukan mogok produksi selama tiga hari pada awal pekan ini (Senin-Rabu, 21-23/2). Langkah ini ditempuh menyusul mahalnya harga bahan baku, kedelai.

Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo, berharap, aksi mogok produksi membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) turun tangan dengan melakukan intervensi. Pangkalnya, harga kedelai sekarang menembus Rp12.000 per kilogram (kg), yang biasanya produk impor dijual Rp9.500-Rp10.000/kg.

Menurutnya, harga kedelai di Indonesia kerap melonjak karena belum swasembada atau produksi nasional di bawah kebutuhan. Imbasnya, defisitnya selalu ditambal kedelai impor.

"Kita ketergantungan impor terlalu besar. Pemenuhan kebutuhan hampir 90% [dari] impor, sementara di dalam negeri enggak ada [barangnya]," ucapnya kepada Alinea.id, Selasa (22/2).

Faktor berikutnya, "perilaku" perdagangan kedelai dikontrol pasar. "Jadi, klik harga hari ini naik, besok naik. Perilaku itu dinaikkan juga di Indonesia. Jadi, barang di Indonesia pun naik," ungkapnya.

Sutaryo melanjutkan, pemerintahan saat ini tak seperti zaman Orde Baru (Orba). Pada 1979-1998, ungkapnya, pemerintah gencar menjaga stabilitas harga pangan, termasuk kedelai.

"Begitu dilepas [ke] pasar bebas [pada] tahun 2008, bergejolak sampai sekarang. Oleh karena itu, setiap dua tahun sekali kita lihat dari 2010-2022 permasalahan hampir sama," jelasnya.

"[Ini] berarti tanpa [didukung] buffer stock oleh pemerintah, ya, [makanya] harga akan [terus bergejolak] seperti ini," imbuhnya.

Sponsored

Karenanya, Puskopti mendorong pemerintah turut mengatur harga pangan agar tidak terjadi lonjakan signifikan.

“Diharapkan pemerintah mempunyai tata niaga yang baik. Sekarang jika fluktuasi harga kedelai tidak diatur, maka akan ada kenaikan yang tanpa aturan," tegas Sutaryo.

Menyangkut peluang adanya mediasi antara pengrajin tahu tempe dengan pemerintah, dirinya siap melakukannya demi stabilitas harga kedelai.

"Ya, silakan. Kami menunggu mediasi itu, soal stabilitas harga kedelai," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid