close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
Bisnis
Jumat, 08 April 2022 15:22

Keekonomian DME tergantung dari naik turunnya harga batu bara

Dengan harga batubara fluktuatif, keekonomian DME juga mengikutinya.
swipe

Pemerintah memiliki beberapa langkah untuk menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang masih menjadi pekerjaan rumah hingga kini.

Pengolahan batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) untuk subtitusi atau menggantikan LPG menjadi pilihan. Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, harga keekonomian dari DME ini akan sangat fluktuatif tergantung dari harga batu bara.

"Dengan harga batubara fluktuatif, keekonomian DME juga mengikutinya," ucapnya kepada Alinea.id, Jumat (8/4).

Fahmy menjelaskan, saat harga batu bara sangat tinggi, proyek gasifikasi menjadi tidak ekonomis. Sementara, jika pemerintah memberikan subsidi, maka akan membuat jebol APBN.

"Pembelian batubara untuk gasifikasi menggunakan skema DMO industri dengan harga US$90 per metrik ton," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya W. Yudha. Dia mengatakan, di China harga DME dan LPG saling beriringan. Namun, di Indonesia harga DME cenderung fluktuatif.

"Kalau LPG di Indonesia acuan dari DME fluktuatif sekali," ucapnya dalam Diskusi Publik bertajuk Keekonomian Gasifikasi Batubara, Kamis (7/4).

Menurutnya, formulasi harga diperlukan karena cenderung fluktuatif. Pasalnya, apabila DME menggantikan LPG, khususnya yang subsidi, maka kompensasi yang diberikan pemerintah menjadi besar.

"Maka formulasi harga DME harus dirumuskan, perlu suatu formulasi yang tidak berfluktuasi seperti ini," ujarnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan