sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kementan-PUPR akan koordinasi atasi kendala food estate di lapangan

Salah satu kendala yang dihadapi kelompok tani berkaitan dengan infrastruktur.

Gempita Surya
Gempita Surya Selasa, 23 Agst 2022 18:54 WIB
Kementan-PUPR akan koordinasi atasi kendala food estate di lapangan

Kementerian Pertanian (Kementan) akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi kelompok petani di lapangan. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan program food estate untuk membangun lumbung pangan nasional.

Salah satu kendala yang dihadapi kelompok tani berkaitan dengan infrastruktur, seperti masalah sistem irigasi atau jaringan air di lahan pertanian.

"Dalam pengembangan food estate kita masing-masing Kementerian/Lembaga menjalankan tupoksi, di mana untuk fungsi tata air, irigasi, jaringan air, itu ada pada Kementerian PUPR," kata Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementan Erwin Noorwibowo dalam diskusi daring, Selasa (23/8).

Erwin menyampaikan, Kementerian PUPR pada 2021 melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan peningkatan jaringan untuk seluruh blok lahan pertanian di Kalimantan Tengah. Pihaknya sepakat Kementan akan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam program food estate di lokasi pengerjaan Kementerian PUPR dilaksanakan.

Dalam prosesnya, terjadi pemfokusan rehabilitasi dan peningkatan jaringan oleh Kementerian PUPR. Sehingga, kata Erwin, untuk 2021 hingga saat ini Kementerian PUPR hanya melaksanakan program di lahan yang termasuk dalam Blok A dengan lahan seluas 43 ribu hektar.

"Namun untuk menyikapi masalah tersebut, kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, dan sudah mulai akan segera mengerjakan blok-blok lain dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang terjadi," ujar Erwin.

Erwin menekankan, seluruh kegiatan baik dari Kementan maupun Kementerian PUPR dalam penerapan program food estate akan dikerjakan secara terbatas. Saat ini seluruh program masih berjalan dan perlu penyempurnaan di beberapa titik agar mendapatkan hasil yang optimal.

"Dari waktu ke waktu, harapan kami bahwa dengan belajar dari kondisi-kondisi yang sudah ada, kita dapat mengoptimalkan upaya-upaya kita dalam mewujudkan food estate," tuturnya.

Sponsored

Pada diskusi daring bertajuk Dua Tahun Food Estate: Apa Saja Pencapaiannya?, Hartoyo selaku Ketua Kelompok Tani Food Estate Sumber Rejeki I, Blanti Siam, Kalimantan Tengah, mengakui adanya kendala dalam hal saluran air di lahan pertanian yang dikelolanya.

"Ada kendala sedikit untuk saluran (air) tersier sama sekunder itu kurang begitu maksimal. Jadi air itu untuk kelancaran itu lambat, soalnya agak dangkal," ujar Hartoyo.

Hartoyo mengaku tidak mengetahui penyebab dari kendala soal air di lahan pertanian. Dikatakannya, jika dibandingkan dengan sebelum dan setelah adanya program food estate, salah satu persoalan yang tidak berubah adalah kendala pengairan tersebut.

Hartoyo mengatakan, pasang surut pengairan di lahan pertanian menyebabkan produksi komoditas padi di wilayah yang dikelolanya yakni di Kalimantan Tengah, seperti diatur dengan kondisi pengairan.

"(Saluran airnya) Dangkal itu kan agak lambat turunnya. Kalau musim hujan, keringnya air itu kan lambat, kan pasang surut. Jadi kita ini di Kalimantan diatur air, kalau di Jawa kita yg mengatur air," kata Hartoyo.

Berita Lainnya
×
tekid