sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Laba susut, Bukit Asam kaji revisi target

Pendapatan Bukit Asam turun karena faktor penurunan harga batu bara.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 04 Mei 2020 18:19 WIB
Laba susut, Bukit Asam kaji revisi target

Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kuartal I terpukul. Harga batu bara yang jatuh pada awal tahun, berimbas pada kinerja PTBA selama tiga bulan. 

Laba bersih PTBA susut hingga 21,04% pada kuartal I 2020 menjadi Rp908,97 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,15 triliun. Terkoreksinya laba PTBA terjadi karena pendapatan perusahaan yang turun dan harga batu bara yang murah.  

Pendapatan PTBA pada kuartal I sebesar Rp5,1 triliun turun 4,01% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,3 triliun. Sebabnya, harga jual rata-rata batu bara turun sebesar 3,9% menjadi Rp741.845 per ton dari Rp772.058 per ton di kuartal I 2019.

Faktor lain yang menekan bisnis perusahaan adalah beban pokok penjualan yang naik. Beban pokok penjualan tercatat naik 1,1% menjadi Rp3,6 triliun pada kuartal I-2020 dari Rp3,56 triliun secara tahunan. 

Kenaikan beban penjualan terjadi karena peningkatan volume angkutan batu bara dan kenaikan biaya jasa penambangan terkait dengan peningkatan kurs dan jarak angkut pada kuartal I 2020 dibandingkan dengan kuartal I 2019.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menjelaskan, atas kondisi tersebut perusahaan berpeluang untuk merevisi target kinerja lebih realistis. 

"Hampir semua bisnis melakukan revisi target bisnisnya. Ini pengaruh dari lemahnya permintaan dan ini multiplier efeknya ke mana-mana," kata Arviyan dalam konferensi video kuartal I-2020 PTBA, dari Jakarta pada Senin (4/5).

Meski laba bersih tergerus, dari sisi produksi terjadi kenaikan. 

Sponsored

"Kami menjadi produsen batu bara nomor lima terbanyak sebesar 29,1 juta ton pada tahun 2019," tutur Arifin.

Meski begitu, Direktur Keuangan PTBA Mega Satria meyakini kinerja PTBA pada kuartal I-2020 terbilang masih sangat baik, di tengah kondisi covid-19 dan penurunan harga batu bara yang cukup dalam.

"Kas dan setara kas serta deposito sebesar Rp8,1 triliun yang dimiliki perseroan sangat mencukupi, jika terjadi fluktuasi harga batu bara," ujar Mega.

Berita Lainnya
×
tekid