sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kisruh harga BBM, Rektor UI tawarkan 'The Golden Mid-Way'

Konsep itu terdiri dari menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30%-40%, sehingga tetap memacu turisme, di mana UMKM adalah pemain utamanya.

Hermansah
Hermansah Sabtu, 27 Agst 2022 22:39 WIB
Kisruh harga BBM, Rektor UI tawarkan 'The Golden Mid-Way'

Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Kuncoro, menawarkan konsep The Golden Mid-Way guna menyiasati krisis energi yang memunculkan potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. 

Konsep itu, ujar Ari, terdiri dari menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30%-40%, sehingga tetap memacu turisme, di mana UMKM adalah pemain utamanya.

"Atau bisa juga dengan melakukan penyekatan distribusi, sehingga subsidi BBM benar-benar menyasar segmen masyarakat yang tepat dan berhak," ujar Ari dalam webinar yang digelar Moya Institute bertajuk “Kenaikan BBM Apakah Suatu Keharusan?”, di Jakarta, Sabtu (27/8/2022).

Ari Kuncoro dalam kesempatan itu juga menilai istilah kaya, menengah, miskin adalah terminologi masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Sebab, faktanya, mereka semua berada dalam satu 'kolam', yakni 'kolam' pendapatan produksi. 

"Pendapatan produksi ini adalah suatu siklus, yakni pendapatan seseorang merupakan hasil dari produksi dia pada orang lain, demikian juga sebaliknya," ujar Ari. 

"Berarti, mulai dari kelas masyarakat bawah hingga kaya, saling terkait," tambahnya. 

Karena itu, sambung Ari, terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,4%. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh konsumsi, yang salah satunya adalah turisme.

"Persoalannya, pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh subsidi BBM dan subsidi BBM menjadi permasalahan bagi keuangan negara ketika harga minyak dunia naik hingga di atas US$100 per barel," tambah Ari. 

Sponsored

Pada kesempatan sama, pemerhati isu-isu strategis Imron Cotan menyatakan, bahwa konsep The Golden Mid-Way yang dikemukakan Rektor UI sangat masuk akal. 

Imron mengatakan, harga minyak dunia yang naik secara drastis pascakonflik Rusia-Ukraina, memang membuat harga BBM bersubsidi perlu ditinjau kembali. 

"Sehingga konsep yang dikemukakan Rektor UI dengan menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30%-40%, untuk menyokong turisme dan UMKM merupakan hal tepat. Semoga pemerintah mendengarkan hal ini," kata Imron. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto mengatakan, banyak pihak yang menilai subsidi BBM ini 'bocor' atau tidak tepat sasaran. 

Sejatinya, lanjut Hery, persoalan BBM ini muncul saat ini merupakan dampak dari konflik Rusia-Ukraina.

"Maka, dibutuhkan pencerahan-pencerahan agar kita arif dalam menyikapi krisis energi ini, serta opsi yang akan diambil pemerintah, maka Moya Institute merasa berkepentingan mengangkat tema tersebut dalam Webinar kali ini," ujar Hery.

Berita Lainnya
×
tekid