Capaian inovasi pemerintah daerah (pemda) di Indonesia masih mengalami ketimpangan yang signifikan antara Jawa dan wilayah lainnya. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, mendorong pemda yang masih kesulitan berinovasi untuk mempelajari dan mereplikasi inovasi yang telah berhasil dikembangkan oleh sejumlah pemda di Pulau Jawa.
Ia menyebut, total inovasi yang tercatat dari seluruh pemda pada 2025 mencapai 36.742 inovasi.
Dari angka tersebut, sebanyak 16.214 inovasi berasal dari pemda di Jawa, 11.002 inovasi dari Sumatera, 5.656 inovasi dari Kalimantan dan Sulawesi, 3.365 inovasi dari Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku, serta 505 inovasi dari Papua. Data ini menunjukkan adanya ketimpangan capaian inovasi antara Jawa dan wilayah lainnya.
“Kesuksesan inovasi pemda di Jawa harus bisa diketahui dan direplikasi oleh seluruh pemerintah daerah. Intinya, keberhasilan di Jawa dapat menjadi contoh bagi pemda di luar Jawa untuk dikembangkan sesuai kebutuhan daerah masing-masing,” ujar Tomsi, di sela-sela acara BeritaSatu Regional Forum 2025, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Rabu (10/12).
Tomsi menegaskan bahwa inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menilai, kondisi ekonomi yang menantang saat ini menuntut pemda untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pihak swasta.
“Kuncinya adalah kolaborasi. Inovasi daerah harus didukung pembiayaan yang tepat, termasuk melalui kemitraan dan penyederhanaan perizinan, sehingga prosesnya sangat cepat,” tegasnya.
Tomsi juga menambahkan berbagai pemda yang telah mengembangkan inovasi menunjukkan hasil positif, meski masih menghadapi sejumlah kendala. Adapun inovasi yang paling banyak berkembang berada pada sektor kesehatan, pendidikan, penanaman modal, dan perdagangan.
BeritaSatu Regional Forum 2025 digelar oleh Media Grup B-Universe. Forum bertajuk “Empowering Regions, From Local to Global” ini wujud kolaborasi untuk menyatukan arah pembangunan dan membuka peluang nyata bagi daerah. Sejumlah pemimpin dan pengambil kebijakan dari berbagai sektor hadir sebagai pembicara dan panelis.
Forum ini menjembatani pemerintah pusat, para pemimpin daerah, kapten industri (CEO), serta komunitas investor global. Tujuannya bukan hanya berdialog, tetapi juga merumuskan peta jalan investasi baru, mendorong terobosan kebijakan, dan mengakselerasi lahirnya kesepakatan konkret (concrete deals) demi percepatan kemajuan daerah yang inklusif.