sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Industri penerbangan, menggantungkan harapan pada libur akhir tahun

Perusahaan maskapai penerbangan terpaksa "puasa" selama 10 bulan akibat pandemi. Akhir tahun menjadi harapan untuk meningkatkan kinerja.

Qonita Azzahra
Qonita Azzahra Rabu, 16 Des 2020 17:05 WIB
Industri penerbangan, menggantungkan harapan pada libur akhir tahun

Industri penerbangan menaruh harapan besar pada libur akhir tahun. Perusahaan maskapai penerbangan memutar strategi demi mengisi pundi-pundinya.

Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memberikan sedikit napas bagi industri penerbangan, melalui peningkatan kinerja di sektor transportasi udara. Pemotongan libur akhir tahun yang sebelumnya diumumkan oleh pemerintah juga diprediksi tak berdampak besar terhadap industri penerbangan.

Menurut Denon, masyarakat telah merencanakan liburan di akhir 2020 dan memesan tiket pesawat jauh-jauh hari sebelumnya. 

“Kebanyakan masyarakat sudah pesan tiket pesawat mulai Oktober,” kata Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Denon Prawiraatmadja kepada Alinea.id, Jumat (11/12).

Pemerintah sebelumnya memutuskan untuk memangkas jumlah libur akhir tahun 2020. Hal itu didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PANRB) No.440/2020, 03/2020, 03/2020 terkait penghapusan libur pada tanggal 28, 29, dan 30 yang sebelumnya merupakan libur pengganti cuti bersama Idulfitri.

Denon menyebut minat masyarakat untuk melakukan penerbangan mulai pulih lantaran sudah merasa cukup aman dan nyaman. Hal itu terjadi seiring diterapkannya protokol kesehatan di hampir seluruh sektor. Selain itu, tidak sedikit yang sudah merasa jenuh karena terus-menerus berada di rumah. Mereka membutuhkan waktu untuk berlibur, baik sendiri maupun bersama orang-orang terdekatnya.

“Itu yang saya pikir membantu aktivitas penerbangan. Dari sisi jumlah, saya bilang cukup tumbuh, tapi kalau dibandingkan dengan tahun 2019, tentu masih jauh. Tahun ini cukup tumbuh, tapi tidak terlalu signifikan," ujar Denon.

Dia menghitung, rata-rata jumlah penumpang tahun ini baru 2 juta hingga 2,5 juta per bulan. Angka itu sekitar 30% hingga 40% dari total jumlah penumpang per bulan pada tahun lalu yang mencapai 8 juta hingga 9 juta. 

Sponsored

 

Adapun terkait jumlah penumpang pada Desember ini, dia optimistis dapat mencapai 2,5 juta. Hal itu terlihat dari permintaan extra flight atau tambahan penerbangan yang sudah diajukan oleh beberapa maskapai kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Saya belum tahu dari mana saja, nanti biasanya dari maskapainya sendiri yang mengumumkan. Tapi saya lihat ada beberapa maskapai yang sudah confident untuk meminta extra flight dan itu sudah direspons positif juga oleh Kemenhub karena memang kebutuhannya sudah ada,” ujarnya.

 

Pasang target

PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menargetkan akan ada penambahan penumpang hingga 20% pada momen libur akhir tahun.

“Kami menargetkan di 20%, tidak terlalu tinggi. Tetapi proyeksinya dan dampaknya terhadap kinerja masih dimonitor,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Meski mematok target moderat, namun Irfan mengatakan terus mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang.

Untuk menggenjot pendapatan, pihaknya menawarkan keamanan dan kenyamanan dalam penerbangan.  Perusahaan berkomitmen tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti pemberian jarak aman di dalam pesawat atau distancing.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Selain itu, perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker GIAA itu juga bakal melakukan langkah-langkah efisiensi, seperti membuka negosiasi dengan penyewa pesawat (lessor).

Dihubungi terpisah, Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan pemangkasan libur akhir tahun tidak akan berdampak pada penjualan tiket pesawat Lion Air. Namun demikian, dalam penjualan tiket, perusahaan akan selalu menyesuaikan dengan jumlah permintaan penumpang. Menurutnya, tingkat keterisian maskapai hingga hari ini masih sangat dinamis.

“Betul (tidak akan ada pengaruh). Kalau mengenai pemulihan ekonomi atau pun dampak dari pemotongan itu saya tidak bisa berkomentar lebih luas atau lebih detail lagi. Tapi yang jelas, layanan penerbangan akan disesuaikan dengan jumlah permintaan pasar,” jelas Danang.

Lion Air Group membidik peluang pasar di penerbangan domestik untuk mengerek kinerja. Menurut Danang, pihaknya membuka rute-rute penerbangan baru untuk mengoptimalkan penerbangan domestik. Selain itu juga kembali membuka rute-rute penerbangan lama yang sempat tutup karena pandemi.

“Tujuannya untuk ekspansi rute sekaligus mengembalikan minat dan kepercayaan masyarakat untuk terbang. Juga guna meningkatkan tren bepergian dengan pesawat, mempercepat pemulihan perekonomian nasional, serta mendukung atau upaya pemerataan pada daerah tujuan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru,” tuturnya.

Dengan demikian, dia mengklaim, Lion Air Group bisa menciptakan kemudahan perjalanan udara melalui interkonektivitas antarwilayah di Indonesia. Dus, penumpang akan untung karena penerbangan menjadi lebih cepat, efektif, efisien, sekaligus mampu mendekatkan jarak antardaerah.

Adapun ekspansi rute pada penerbangan penumpang berjadwal Lion Air Group, antara lain tujuan Surabaya-Ternate dan Ternate-Surabaya. Lalu, Kupang-Ruteng, Ruteng-Kupang, Kupang-Lewoleba, serta Lewoleba-Kupang.

Berita Lainnya
×
tekid