sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Negosiasi pemutusan kontrak Garuda Indonesia dengan NAC berjalan alot

Jika dilakukan terminasi pada 1 Februari sampai akhir masa kontrak, maka Garuda akan saving lebih dari US$220 juta.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 10 Feb 2021 16:20 WIB
Negosiasi pemutusan kontrak Garuda Indonesia dengan NAC berjalan alot

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) secara sepihak melakukan pemutusan kontrak lebih dini (early termination) penyewaan pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan Nordic Aviation Capital (NAC). 

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, keputusan ini diambil Garuda Indonesia dan Kementerian BUMN, karena adanya dugaan suap terkait pengadaan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000, yang tengah diselidiki Serious Fraud Office (SFO) Inggris dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, biaya leasing kepada NAC juga dinilai merugikan Garuda Indonesia.

"Negosiasi kami lakukan. Tetapi dicuekin atau hanya bertepuk sebelah tangan, ya kami juga bisa tepuk tangan sendiri. Akhirnya kami lakukan pengembalian (pesawat) karena kasus hukumnya juga kuat," kata Erick dalam konferensi pers bersama Garuda Indonesia secara virtual, Rabu (10/2).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menambahkan, kontrak leasing dengan NAC menyebutkan, apabila Garuda Indonesia memutuskan menghentikan leasing di tengah waktu, maka emiten berkode saham GIAA ini harus membayar seluruh sisa kontrak tersebut sesuai kontrak bulanannya.

Dia mengumpamakan, apabila perseroan harus membayar Rp1 per bulan, maka tiga tahun lagi perseroan harus membayar Rp36. Tetapi, Irfan menegaskann tidak akan menggunakan hitungan seperti itu.

"Kami membuka negosiasi dari harga yang jauh lebih rendah dari itu. Harga ini tidak ketemu dan permintaan mereka menurut kami tidak masuk akal. Bukannya turun, malah naik setiap negosiasi," tutur Irfan.

Selama tujuh tahun terakhir, operasional Bombardier CRJ 1000 menimbulkan kerugian rata-rata sebesar US$30 juta per tahun. Sementara, biaya sewa pesawatnya sendiri sebesar US$27 juta per tahun.

"Apabila kami terminasi pada 1 Februari sampai akhir masa kontrak, maka kami akan saving lebih dari US$220 juta. Ini upaya kami menghilangkan atau meminimalkan kerugian dari penggunaan pesawat ini di Garuda," ucapnya.

Sponsored

Mengenai investigasi kasus suap pihak NAC ke oknum pimpinan Garuda pada 2011, Irfan menuturkan, masih menunggu hasil investigasi dari SFO.

"Kami sampaikan kepada NAC, bahwa keputusan kami bukan emosional, tetapi bersifat komersial dan punya landasan legal," ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid