Bank Indonesia tetap optimis perekonomian Indonesia bakal pulih pada 2022. Keyakinan berdasarkan prediksi Bank Indonesia mengenai tingkat inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3 plus minus 1% pada 2022. Hal ini juga didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas perekonomian.
"Defisit transaksi berjalan rendah, yakni pada kisaran 1,1%-1,9% pada 2022," ujar Perry dalam Rapat Panja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (29/11).
Ia menegaskan, stabilitas sistem keuangan juga akan terjaga dengan kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah akan membantu perekonomian Indonesia. Di mana dana pihak ketiga dan kredit diperkirakan tumbuh 7,0%-9,0% dan 6,0%-8,0% pada 2022.
"Tetap ada beberapa risiko yang harus kita pantau dari waktu ke waktu. Khususnya yang terkait dengan tekanan inflasi pada paruh kedua tahun depan, kenaikan harga energi, dan kenaikan permintaan yang cepat," ujar Perry.
Selain itu, risiko juga bisa datang dari kenaikan nilai tukar rupiah. Seiring dengan adanya rencana Bank Sentral Amerika Serikat mengurangi pembelian obligasi atau tappering off dalam waktu dekat ini.
Namun, seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh perbaikan ekonomi global, Bank Indonesia meyakini, hal itu akan berdampak positif pada kinerja ekspor dan meningkatkan permintaan domestik akibat naiknya konsumsi dan investasi.
Makanya, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 bisa lebih tinggi dibanding 2021. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2022 mencapai 4,7%-5,5 %.