sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pakar: Effortless kaya raya, akan banyak muncul Ghozali baru

Ghozali meraup Rp1,5 miliar berkat tekun selfie setiap harianya selama 5 tahun dan menjualnya dalam format NFT.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Jumat, 14 Jan 2022 19:33 WIB
Pakar: <i>Effortless</i> kaya raya, akan banyak muncul Ghozali baru

Seorang mahasiswa asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng), bernama Ghozali viral karena meraup untung senilai Rp1,5 miliar dari menjual swafoto (selfie) dalam bentuk non-fungible token (NFT). Pakar brand dan marketing, Yuswohady, menilai, akan muncul banyak Ghozali-Ghozali baru ke depannya.

Nantinya, dia menjelaskan, orang-orang semacam Ghozali yang paham tentang desain bakal membuat karya-karya digital dan ditaruh di platform OpenSea. Lalu, tinggal menunggu siapa orang yang minat untuk membeli dan terbentuklah pasar.

"Jadi, nanti saya lihat generasi Z, para seniman enggak perlu cari kerja kantoran, bikin warung, cafe, cukup bikin karya taruh di NFT," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (14/1).

Setelah terbentuk market, kata Yuswohady, mereka akan mendapatkan pendapatan pasif (passive income). Pun berpeluang mendapatkan penghasilan seperti Ghozali jika beruntung.

"Nanti, akan muncul Ghozali-Ghozali baru. Effort enggak banyak, jadi kaya raya. Siapa yang enggak mau? Tahun 2022, akan muncul Ghozali-Ghozali baru," jelasnya.

Selama ini, menurutnya, karya seniman dinilai bagus dan penilaiannya dari kritikus yang ada di lingkaran seni dan terbatas. Sementara itu, karya seperti Ghozali yang menentukan adalah pasar.

"Tinggal persepsi, nilai terbentuk, dari yang terjadi di situ dan bebas. Yang terjadi adalah pembeli melihat otentik unik, ngumpulin dari 2017-2021," paparnya.

Orang melihat di dalam karya Ghozali ada orisinalitas dan memiliki nilai sehingga terjadi pembentukan harga. Menurutnya, ini semua terbentuk secara spontan ada demand dan supply tanpa kritikus.

Sponsored

"Kenapa lukisan Affandi bagus, lukisan Sudjojono bagus, dan mahal? Inikan [berkat penilaian] kritikus. Karya seni jadi dipersepsi buyer dan seller. Kalau buyer bilang ada nilai dan faktor viral juga jadi momentum," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, ini adalah awal terbentuknya kreator ekonomi. Orang bisa sedemikian mudah membuat karya seni dan menemukan pembelinya.

Melalui internet, di mana semua orang bisa mengakses, akhirnya mendapatkan pembeli dengan mudah. Ini menjadi peluang bagi para kreator untuk mendapatkan pasar dan menjual karya.

"Itu, kan, dengan blockchain ownership, akan selamanya Ghozali. Begitu dibeli orang itu jual lagi, maka dia tiap dijual akan dapat 10%. Pasti income terus, jadi passive income," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid