sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pantauan harga pangan, NFA sebut sejumlah komoditas turun harga

Laporan ini merujuk hasil pantauan yang dihimpun Asosiasi Produsen dan Panel Harga Pangan NFA.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Rabu, 04 Jan 2023 19:18 WIB
Pantauan harga pangan, NFA sebut sejumlah komoditas turun harga

Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi melaporkan, di awal 2023, sejumlah harga komoditas pangan seperti cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan telur berangsur mengalami penurunan. Laporan ini merujuk hasil pantauan yang dihimpun Asosiasi Produsen dan Panel Harga Pangan NFA.

“Untuk awal tahun ini, secara umum ketersediaan dan harga pangan relatif stabil, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, seperti telur. Komoditas cabai rawit merah, cabai merah keriting, sempat mengalami kenaikan, namun telah berangsur turun,” kata Arief dalam keterangan resminya, Rabu (4/1).

Berdasarkan data Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI), harga cabai per 2 Januari 2023 di tingkat produsen berangsur mengalami penurunan dibanding 1 Januari 2023. Secara rerata, cabai rawit merah menurun sekitar Rp13.000 hingga Rp17.000 per kilogram (kg).

Untuk cabai rawit merah varian Ori 212 sebelumnya Rp62.000 per kg turun menjadi Rp45.000 per kg, varian Asmoro 043 dari Rp60.000 per kg turun jadi Rp43.000 per kg, varian Bhaskara semula Rp48.000 per kg turun menjadi Rp35.000 per kg, varian Dewata sebelumnya Rp48.000 per kg turun menjadi Rp35.000 per kg, varian Manu atau Prentul dari Rp54.000 turun jadi Rp38.000 per kg.

“Sedangkan untuk cabai rawit merah keriting turun dari sebelumnya Rp28.000 per kg menjadi Rp25.000 per kg. Lalu untuk cabai merah besra harganya masih tetap stabil di kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000 per kg,” ujar Arief.

Penurunan cabai terjadi setelah sebelumnya mulai akhir Desember 2022 harga cabai merangkak naik hingga 1 Januari 2023. Kenaikan ini akibat kenaikan harga di tingkat produsen yang dipicu tingginya intensitas hujan dan libur akhir tahun. Kondisi tersebut pun membat menurunnya jumlah petikan dan volume pengiriman ke daerah konsumsi seperti Jabodetabek.

Arief berharap, kembali normalnya produksi dan pendistribusian cabai dapat menjaga stabilitas harga cabai, baik di tingkat produsen maupun konsumen sesuai dengan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang sudah di tetapkan NFA melalu Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2022, yaitu untuk harga cabai merah keriting Rp22.000-Rp29.600 di tingkat produsen dan Rp37.000-Rp55.000 di tingkat konsumen, sedangkan harga cabai rawit merah Rp25.000-Rp31.5000 di tingkat produsen dan Rp40.000-Rp57.000 di tingkat konsumen.

Selain cabai, berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA per 3 Januari, komoditas telur juga mengalami penurunan, untuk wilayah DKI Jakarta harga telur turun dari Rp30.420 per kg di pertengahan Desember 2022 menjadi Rp29.400 per kg. Di Jawa Barat, telur turun dari Rp31.130 per kg menjadi Rp28.650 per kg. Komoditas lainnya yang secara harian mengalami penurunan adalah daging ayam ras yang turun 0,44% menjadi Rp36.290 per kg, gula konsumsi turun 0,21% menjadi Rp14.270 per kg, jagung pakan turun 1,93% menjadi Rp56.000 per kg, dan bawang putih turun 0,67% menjadi Rp26.540 per kg.

Sponsored

Terkait turunnya harga telur, Arief mengatakan, hal tersebut menunjukan dari sisi produksi telur tersedia serta pendistribusiannya berjalan lancar dari produsen hingga konsumen.

“Meskipun permintaan tinggi pada sepekan lalu tapi dari peternak sudah mengantisipasi termasuk pendistribusiannya antar wilayah maupun ke wilayah konsumen juga cukup lancar sehingga saat ini (harga telur) relatif terkendali bahkan cenderung turun,” tutur Arief.

Upaya pemantauan dan stabilisasi harga tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI yang meminta agar ketersediaan dan harga komoditas pangan terus dipantau untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga di pasaran.

“Kita pastikan pantau terus baik melalui sistem Panel Harga Pangan maupun secara langsung dengan berkoordinasi bersama teman-teman asosiasi petani, peternak, dan pedagang,” kata Arief.

Berita Lainnya
×
tekid