sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah usul ubah SPN ke SBN sebagai acuan asumsi makro

Asumsi dasar ekonomi makro digunakan sebagai dasar perhitungan APBN, baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 22 Jun 2020 15:14 WIB
Pemerintah usul ubah SPN ke SBN sebagai acuan asumsi makro

Pemerintah mengusulkan perubahan asumsi tingkat suku bunga dalam APBN 2021 yang semula menggunakan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan menjadi Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 5 atau 10 tahun.

"Selama ini kita menggunakan SPN tiga bulan yang relevansi dalam perhitungan APBN sangat kecil," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (22/6).

Asumsi dasar ekonomi makro digunakan sebagai dasar perhitungan APBN, baik dari sisi pendapatan, belanja, maupun pembiayaan. Apabila suku bunga SPN 3 bulan diganti, maka asumsi dasar inilah yang kemudian akan digunakan sebagai dasar perhitungan APBN 2021.

Terdapat dua skenario dalam penggantian ini. Yakni, dengan mengubah asumsi tingkat suku bunga SBN tenor 10 tahun dari yang semula sebesar 6,67%-9,56% sesuai dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF), menjadi 6,29% hingga 8,29%.

"Awalnya kami beri indikasi 6,67%-9,56% di bulan Maret-April dengan kondisi volatilitas pasar keuangan yang tinggi. Sehingga batas atas memang sangat tinggi yaitu 9,56%," tutur menteri yang akrab disapa Ani ini.

Penggunaan SBN bertenor 10 tahun lantaran penerbitan instrumen ini akan membanjir tahun depan. Pemerintah bakal melakukan penerbitan SBN bertenor 10 tahun secara reguler sebagai seri acuan atau benchmark. Porsinya pun akan cukup besar, yaitu 25%-30% dari penerbitan keseluruhan surat utang dengan outstanding domestik di kisaran 4,99%. 

SBN bertenor 10 tahun juga dinilai lebih menentukan postur APBN sejumlah negara lain yang menggunakan instrumen sama. 

Sementara itu skenario lainnya, Ani juga mengusulkan penggunaan SBN bertenor 5 tahun sebagai acuan penyusunan asumsi makro pengganti SPN. Tingkat imbal hasil SBN 5 tahun diperkirakan berada di kisaran 5,88% sampai 7,88% tahun depan.

Sponsored

Adapun dalam indikator asumsi makro ekonomi yang telah disampaikan dalam KEM-PPKF, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% sampai dengan 5,5%. Inflasi ditargetkan berada di kisaran 2% hingga 4%, dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.900-Rp15.300 per dolar AS.

Kemudian asumsi minyak mentah berada di kisaran US$50 per barel, dengan lifting minyak bumi ditargetkan sekitar 677.000-737.000 barel per hari, dan gas bumi berada di kisaran 1,08 juta-1,17 juta barel setara minyak per hari.

Berita Lainnya
×
tekid