Pendapatan negara hingga Februari hanya tumbuh 0,7%
Capaian pendapatan tersebut tumbuh 0,7% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp217,6 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi pendapatan negara hingga Februari adalah sebesar Rp219,2 triliun atau 12,6% dari target APBN yang sebesar Rp1.743,6 triliun.
Capaian pendapatan tersebut tumbuh 0,7% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp217,6 triliun.
"Pendapatan negara kita sampai dengan akhir Februari Rp219,2 triliun sudah terkumpul atau 12,6% dari target pendapatan negara," katanya dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Selasa (23/3).
Dia memaparkan, pendapatan negara tersebut berasal dari penerimaan perpajakan Rp181,8 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp37,3 triliun, dan hibah Rp0,1 triliun.
Penerimaan perpajakan tersebut tumbuh 1,7% (yoy) dibandingkan Februari tahun lalu yang sebesar Rp178,6 triliun, serta lebih baik dibandingkan Januari 2021 yang terkontraksi 15,3%.
Penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak Rp146,1 triliun yang terkontraksi 4,8% dibandingkan Februari 2020 sebesar Rp153,6 triliun. Komponennya terdiri dari PPh migas Rp5,1 triliun yang turun 22,5% daripada periode sama tahun lalu Rp6,6 triliun.
Kemudian penerimaan pajak juga meliputi pajak nonmigas Rp141 triliun atau turun 4% (yoy) dari Februari 2020 yang mencapai Rp146,9 triliun.
“Apa yang memberikan kontribusi positif (pada penerimaan perpajakan) yaitu PPN sudah tumbuh 5,2%,” ujarnya.
Sedangkan, penerimaan kepabeanan dan cukai telah terealisasi Rp35,6 triliun atau 16,6% dari target Rp215 triliun. Hal ini mampu tumbuh 42,1% (yoy) dibanding periode sama 2020, yakni Rp25,1 triliun.
Pertumbuhan positif pada penerimaan kepabeanan dan cukai ditunjang oleh realisasi cukai yang mencapai Rp28,3 triliun, atau tumbuh 48,3% dibanding periode tahun lalu yang sebesar Rp19,1 triliun.
Selanjutnya, untuk bea masuk terealisasi Rp5 triliun dan merupakan 15% dari target APBN Rp33,2 triliun atau terkontraksi 9,7% dibandingkan periode tahun lalu Rp5,5 triliun.
Sementara itu, bea keluar yang mampu tumbuh 380,4% menjadi Rp2,4 triliun dibandingkan Februari 2020 yang hanya Rp0,5 triliun.
Kemudian, untuk PNBP yang pada Februari 2021 terealisasi Rp37,3 triliun atau 12,5% dari target Rp298,2 triliun, meskipun terkontraksi 3,7% dibanding Februari 2020 yang sebesar Rp38,8 triliun.
Adapun, dari sisi hibah realisasinya Rp0,1 triliun atau 6,2% dari target Rp0,9 triliun.