sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sistem logistik baru dinilai perlu di tengah pandemi Covid-19

Sistem ini harus dibangun dengan fokus meminimalisasi penyebaran coronavirus.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Minggu, 22 Mar 2020 14:32 WIB
Sistem logistik baru dinilai perlu di tengah pandemi Covid-19

Pemerintah diimbau membangun sistem logistik yang efektif untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, sistem ini perlu diterapkan di wilayah yang telah maupun belum atau tidak menetapkan status tanggap darurat bencana.

Sistem baru tersebut, harus harus menjamis proses distribusi barang kebutuhan pokok dengan meminimalisasi potensi penyebaran virus corona. Langkah awal  yang diperlukan, adalah dengan memetakan rantai pasok, baik permintaan maupun stoknya.

"Pemetaan permintaan mencakup penentuan batas wilayah dan jumlah penduduk masing-masing wilayah, serta penentuan barang yang dibutuhkan baik jenis dan volumenya," kata Setijadi dalam keterangannya, Minggu (22/3).

Adapun pemetaan pasokan mencakup identifikasi dan penentuan sumber-sumber pasokan masing-masing jenis barang dan kapasitasnya.

Dalam pemetaan, Setijadi menjelaskan, sistem distribusi yang akan digunakan harus diidentifikasi dengan baik. Termasuk penentuan para pelaku atau perusahaan-perusahaan yang akan terlibat, jumlah, jenis, dan sebaran fasilitas-fasilitas distribusinya.

"Frekuensi pembelian dan pengiriman dapat dikurangi dengan volume pemesanan yang tinggi. Namun harus dipertimbangkan kemampuan penyediaan pasokan. Jika stok terbatas, volume pembelian justru harus dibatasi," ujarnya.

Penentuan volume pembelian ini, kata dia, juga harus mempertimbangkan kelompok masyarakat dengan dana terbatas. Pertimbangan lain adalah kapasitas penyimpanan rumah tangga dan ketahanan bahan pangan, seperti sayur, yang terbatas.

"Membangun sistem logistik baru membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang berikut pendanaan yang besar. Sebaiknya, upaya itu dibarengi pemanfaatan sistem distribusi yang sudah berjalan, misalnya sistem distribusi pasar modern," ucapnya.

Sponsored

Manfaatkan sistem ritel

Setijadi menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19, sistem logistik harus meminimlisasi kedatangan, pertemuan, dan kerumunan pembeli di toko ritel, baik supermarket maupun minimarket. Hal ini lantaran dapat berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.

"Toko ritel bisa beroperasi seperti gudang tanpa kedatangan pembeli dengan driver transportasi online sebagai kurir," kata dia.

Proses pemesanan dan pembayaran, juga bisa dilakukan secara online menggunakan transportasi online. Prosedur yang perlu dikembangkan selanjutnya mencakup proses pengepakan dan pengantaran, dengan potensi penyebaran wabah minimal.

"Minimalisasi interaksi juga harus dilakukan dalam proses penyerahan barang kepada pemesan. Misalnya, driver cukup menaruh barang belanjaan di teras rumah pemesan," ujar Setijadi.

Proses pengiriman barang juga harus memperhatikan keamanan operator pengiriman, baik supir truk maupun driver transportasi online, dari risiko penularan wabah. Mereka harus dilengkapi masker, hand sanitizer, dan bahan pembersih armada dan barang bawaan.

"Keamanan operator pengiriman ini sangat penting tidak hanya untuk mereka, namun juga bagi petugas toko ritel, konsumen pembeli, dan masyarakat umum," kata Setijadi.

Dia meyakini sistem pembelanjaan online ini dapat mengurangi potensi penularan wabah terhadap pegawai toko ritel. Sistem ini juga dapat mengurangi penurunan pendapatan driver transportasi online akibat penurunan jumlah penumpang, karena dampak pandemi covid-19.

"Diperlukan sosialisasi sistem belanja itu secara masif dan segera, baik oleh pemerintah maupun pelaku bisnis seperti perusahaan ritel dan transportasi online terkait," ucap dia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid