sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

INDEF: Perlu optimalkan ekspor melalui hilirisasi berbasis SDA

Kebutuhan teknologi untuk hilirisasi di Indonesia, dinilainya itu sangat penting.

 Kania Nurhaliza
Kania Nurhaliza Sabtu, 09 Okt 2021 15:43 WIB
INDEF: Perlu optimalkan ekspor melalui hilirisasi berbasis SDA

Direktur Program INDEF Esther Sri Astuti mengatakan, Indonesia telah menargetkan pada 2045 menjadi negara ke-5 besar dalam Ekonomi, yang memiliki kekuatan ekonomi besar di dunia.

"Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita mengupayakan hal tersebut. Kita butuh suatu transformasi ekonomi untuk bisa mewujudkan visi emas Indonesia pada 2045 tersebut,” jelas Ester dalam diskusi virtual (9/10).

Menurut Ester, jika dilihat dari struktur perekonomian Indonesia, ternyata sektor primer, sektor jasa, dan sektor manufaktur memiliki kontribusi yang cukup signifikan, terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, jika dilihat dari potensi ekspor, sebenarnya Indonesia sudah memiliki potensi sumber daya alam yang sangat luar biasa.

Namun, untuk mendapatkan suatu benefit dari komoditas ekspor tersebut kita perlu touch up atau mengoptimalkannya melalui hilirisasi komoditas berbasis SDA yang didukung oleh investasi di sektor tersebut.

“Sehingga ekspor komoditas tersebut bukan hanya dalam komoditas mentah, tetapi kita harus olah dulu. Sehingga kontribusinya terhadap perekonomian lebih signifikan. Misalnya, seperti sawit kemudian kopi, karet dan nikel, serta masih banyak lagi sumber daya alam Indonesia yang punya potensi ekspor yang lebih besar,” ujarnya

Selain itu, dia juga menekankan bahwa Indonesia harus mengadopsi teknologi, agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan lebih tinggi. Kebutuhan teknologi untuk hilirisasi di Indonesia itu sangat penting.

Ester juga menginformasikan mengenai data industri di Indonesia yang mengadopsi teknologi dasar sebesar 64%, kemudian untuk perusahaan yang telah menggunakan teknologi advance hanya 6%, dan untuk teknologi intermediate sebanyak 30%.

Sedangkan, jika dilihat dari data Riset dan Pengembangan (R&D) Indonesia masih kurang, Indonesia masih di bawah rata-rata negara-negara Asean.

Sponsored

“Jadi kalau R&D masih kurang atau sedikit, maka inovasi produknya juga akan kurang dan tidak maksimal. Menurut saya pengembang teknologi, riset pasar dan R&D ini, memang sangat diperlukan untuk mendukung hilirisasi industri,” kita Ester

Dengan demikian, transformasi teknologi memiliki peran penting dalam membuka potensi pertumbuhan Indonesia, oleh karena itu, diperlukan harmonis antara undang-undang dan peraturan nasional dan subnasional tentang teknologi. Tidak hanya itu, Riset dan Pengembangan (R&D) juga diperlukan peningkatan untuk mendukung Inovasi produk, insentif pun diperlukan untuk mendorong perusahaan melakukan inovasi produk.


 

Berita Lainnya
×
tekid