sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PHRI: Industri pariwisata rugi US$1,5 miliar akibat coronavirus

Akibat coronavirus, Indonesia kehilangan hampir separuh dari turis China.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 12 Mar 2020 19:28 WIB
PHRI: Industri pariwisata rugi US$1,5 miliar akibat coronavirus

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan wabah coronavirus telah memukul industri pariwisata dalam negeri. Ketua Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, sedikitnya sektor pariwisata telah mencatat kerugian sebesar US$1,5 miliar akibat coronavirus.

"Kalau dari industri kami perkirakan dari Januari sampai hari ini diperkirakan rugi US$1,5 miliar untuk keseluruhan sektor pariwisata. Dengan US$400 juta di antaranya untuk hotel dan restoran," katanya di Jakarta Pusat, Kamis (12/3). 

Hariyadi menjelaskan perkiraan kerugian itu dihitung dari potensi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China setiap tahun yang biasanya mencapai 2 juta orang, dengan setiap orang menghabiskan uang sebesar US$1.100. Akibat coronavirus, Indonesia kehilangan hampir separuh dari turis Tiongkok tersebut.

"Perkiraan kita, kita ambil separuhnya saja karena peak season Cina adalah Januari-Februari ketika Chinese New Year. Mulai dari awal Februari tidak ada pesawat Cina ke sini. Itu asumsi hilang separuhnya," ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini pun menuturkan, dengan dampak ikutan yang dibawa oleh coronavirus tersebut telah membuat terganggunya sejumlah sektor industri, dan lebih jauh berdampak kepada penurunan laju pertumbuhan ekonomi.

Dia bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 ini akan terkoreksi menjadi sebesar 4,5% dari prediksi semula Apindo yang sebesar 5,2%.

"Target sudah jelas akan direvisi. Pertumbuhan ekonomi kita kalau Apindo perkirakan 5,2%, mungkin setelah dampak corona kalau bisa capai 4,5% saja sudah bagus," ujarnya.

Bahkan, jika situasi seperti ini terus berlanjut, dan kepanikan di tengah masyarakat meningkat, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan anjlok di bawah 4,5%.

Sponsored

"Kalau lihat situasi ini, tergantung kepanikan masyarakat. Kalau terus-terusan, bisa sampai 4,5% kurang. Tapi perkiraan kita ini sudah Maret dan bulan depan ramadhan, kalau tidak ada pembalikan luar biasa antara 4,5%. Jadi memang dari sisi target akan berubah," jelasnya.

Berita Lainnya
×
tekid