close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Siswa SDN 101 Sukakarya, Sukamiskin, Arcamanik, Bandung, menikmati Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pemerintah berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas Program MBG. Foto dokumentasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
icon caption
Siswa SDN 101 Sukakarya, Sukamiskin, Arcamanik, Bandung, menikmati Makanan Bergizi Gratis (MBG). Pemerintah berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas Program MBG. Foto dokumentasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).
Bisnis
Kamis, 15 Mei 2025 19:16

Program MBG diperkuat demi generasi emas

Pemerintah terus melakukan evaluasi demi menjamin keberlanjutan dan kualitas program MBG.
swipe

Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam menyempurnakan tata kelola pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Melalui peningkatan pengawasan menyeluruh, mulai dari pembelian bahan baku hingga distribusi makanan, kualitas layanan terus ditingkatkan agar program ini benar-benar bermanfaat bagi penerima.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Adita Irawati, menegaskan pemerintah terus melakukan evaluasi dan pembaruan standar operasional prosedur (SOP) demi menjamin keberlanjutan dan kualitas program. “Kami berharap program MBG terus berjalan dengan baik dan mewujudkan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar pada November 2025, target 82,9 juta penerima manfaat tercapai,” ujar Adita saat melakukan kunjungan kerja ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Kamis (15/5).

Dalam kunjungannya, Adita berdialog langsung dengan Kepala SPPG Ryan Putra dan Ahli Gizi Syifa Dzikra Noer Hakim. Mereka membahas pentingnya protokol kebersihan dan kualitas makanan. Di lokasi SPPG, semua petugas diwajibkan memakai masker, penutup kepala, sarung tangan, dan seragam lengan panjang demi menjaga higienitas makanan.

Syifa menjelaskan, bahan baku MBG harus memenuhi spesifikasi tertentu dan melalui proses quality control yang ketat. Setelah lolos pemeriksaan, bahan akan dibersihkan, dimasak, dan diuji cita rasa oleh ahli gizi dan relawan. “Makanan tidak boleh terlalu pedas, asin, atau manis, karena kami ingin anak-anak menikmatinya dengan nyaman,” ujar Syifa.

Makanan yang telah matang dikemas dengan tempat tertutup (ompreng) lalu dimasukan ke dalam kotak besar dan dikirim ke sekolah menggunakan mobil boks. Untuk memastikan kualitas tetap terjaga, guru di sekolah pun diminta mencicipi makanan sebelum disajikan kepada siswa.

Adita menyatakan pengawasan menyeluruh ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menjaga kualitas program MBG. “Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional dan kementerian/lembaga terkait terus melakukan perbaikan agar program ini melahirkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045. Mari kita dukung bersama,” ujarnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan