sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

RI perlu genjot kerja sama bilateral hadapi krisis pangan

Kerja sama ini dapat diwujudkan dalam sistem barter, masing-masing negara memberikan yang terbaik yang mereka miliki.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Sabtu, 29 Okt 2022 22:22 WIB
RI perlu genjot kerja sama bilateral hadapi krisis pangan

Di tengah ancaman krisis pangan, Indonesia perlu meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara tetangga untuk menjaga ketersediaan pangan nasional.

Menurut dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad), Ronnie S. Natawidjaja, pertemuan G20 harus melahirkan kesepakatan-kesepakatan strategis dalam menjaga ketersediaan pangan.

"Kesepakatan antarnegara harus dibuat untuk mengantisipasi krisis pangan ke depan. Fungsi kerja sama bilateral harus ditingkatkan lagi," katanya dalam keterangannya, Rabu (2/11).

Kerja sama yang dimaksud Ronnie dapat diwujudkan dalam sistem barter, yaitu masing-masing negara memberikan yang terbaik yang mereka miliki.

"Misal, Indonesia banyak produksi buah, lalu Australia banyak memproduksi gandum. Ini bisa saling tukar atau barter. Jadi, stok pangan aman dan harga pun bisa dikontrol," jelas Ronnie.

Menurutnya, Indonesia tak perlu memaksakan diri menghasilkan komoditas tertentu yang tidak bisa diproduksi secara maksimal. Sebaliknya, harus meningkatkan potensi yang ada untuk dijadikan komoditas unggulan. 

Dicontohkannya dengan kedelai. Katanya, faktor geografis, seperti penyinaran matahari, membuat produksi kedelai nasional tidak mampu mengimbangi produk China.

"Kedelai kita itu wangi dan bulirnya besar, tapi butuh penyinaran yang lama. Penyinaran bisa dibantu oleh penggunaan lampu di green house, tapi dijualnya jadi mahal nanti. Sudah, kita pakai kedelai dari China, lalu kita kasih apa yang China butuhkan yang ada di kita. Itu namanya memaksimalkan potensi kerja sama bilateral," ungkapnya.

Sponsored

Kemudian, memperoleh gandum dari Australia. Menyusul krisis yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, pasokan gandum ke Indonesia terhambat.

"Harganya pun naik 35% dan sepertinya akan naik lagi. Kita bisa minta Australia untuk support kebutuhan gandum kita," imbuhnya.

Berbeda dengan Ronnie, menurut Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, kolaborasi global sangatlah penting dalam mengatasi krisis pangan. Kolaborasi diklaim memungkinkan adanya mitigasi dan cara mengatasi krisis energi, pangan, dan keuangan.

SYL, sapaannya, menyampaikan, sebagai bagian dari komunitas global, G20 berkomitmen mendukung peran krusial dari sektor pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang. Selain itu, menjamin pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal. Kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang," jelasnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid