sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rugi sejak 2013, Arkha Jayanti Persada siap IPO di 2019

PT Arkha Jayanti Persada berencana melakukan penawaran saham perdana dengan melepas sebanyak 500 juta lembar saham.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Rabu, 20 Feb 2019 20:15 WIB
Rugi sejak 2013, Arkha Jayanti Persada siap IPO di 2019

PT Arkha Jayanti Persada berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak 500 juta lembar saham baru atau setara dengan 25% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Perusahaan bidang industri manufaktur dan fabrikasi ini menawarkan harga Rp190-Rp 300 per lembar saham. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh dana segar senilai Rp95 miliar-Rp150 miliar. 

Komisaris Utama Arkha Jayanti Persada, Devon Widodo Prawiroyudo mengatakan, dana hasil IPO bakal digunakan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan sebesar 70%, sedangkan 30% untuk membayar sebagian utang perseroan.

Sementara, pada tahun ini perusahaan tidak menyiapkan dana untuk belanja modal (capital expenditure/capex). “Belum ada kebutuhan untuk berinvestasi. Tapi kami akan meningkatkan kembali kapasitas produksi,” kata Devon di Jakarta, Rabu (20/2).

Rugi sejak 2013 

Devon mengatakan kapasitas produksi perusahaan mencapai 30.000 ton per tahun, tapi baru terpakai 5.660 ton per tahun atau 19%. Menurut Devon, kondisi perusahaan memburuk pada 2013 saat pemerintah menetapkan moratorium ekspor mineral mentah. 

Sehingga, perusahaan hanya memproduksi spare part alat berat. “Makanya sejak 2013 kami rugi,” kata dia.

Sebagai informasi, sepanjang 2013 hingga 2017 Arkha Jayanti masih mencatatkan rugi bersih karena operasional perusahaan tidak optimal. Namun, sejak 2018, perusahaan mampu mengantongi laba bersih dengan nilai sekitar Rp13,04 miliar dan total pendapatan Rp148,87 miliar.

Sponsored

Strategi 2019

Direktur Utama Arkha Jayanti Persada Dwi Hartanto mengatakan tahun ini Arkha Jayanti akan menggenjot produksi yang tertekan selama beberapa tahun terakhir. 

Untuk meningkatkan utilisasi pabrik, perusahaan bakal menggenjot divisi kontruksi, baja, dan migas. Di awal tahun ini, Arkha Jayanti sudah mendapatkan proyek senilai Rp 55 miliar dari perusahaan BUMN seperti PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR), PT PP Tbk. (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk. (ADHI). 

Selain itu, perusahaan tetap menggarap proyek dari konsumen tetapnya seperti PT Komatsu Indonesia, PT Caterpilar Indonesia dan PT Pindad (Persero).

"Tahun ini diperkirkan pendapatan bisa tumbuh 32,62% menjadi Rp220,95 miliar dan laba bersih meningkat lebih dari dua kali lipat, menjadi Rp36,60 miliar," jelas Dwi Hartanto.

Lebih rinci, pendapatan perusahaan disumbang dari bisnis fabrikasi komponen alat berat sebesar 48%, kemudian disumbang oleh karoseri body dump truck sebesar 26%. Bisnis Konstruksi baja dan migas menyumbang sebesar 15% dan sisanya pengangkutan batu bara menyumbang 11%.

Dalam IPO ini, perusahaan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa bookbuilding yaitu sejak 18 Februari dan akan berakhir pada 22 Februari. 

Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diperoleh pada 28 Februari. Masa penawaran umum akan dilakukan pada 4-6 Maret dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 12 Maret 2019.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid