sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tips menjadi lender fintech pendanaan ala AFPI

Para calon lender perlu memperhatikan berbagai hal, agar investasi yang dilakukannya dapat memperoleh return yang baik.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Kamis, 12 Agst 2021 18:39 WIB
Tips menjadi lender fintech pendanaan ala AFPI

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai, pertumbuhan lender (pemberi pinjaman) ritel di fintech peer to peer lending (fintech pendanaan), menandakan meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk pengelolaan dana dengan imbal hasil yang kompetitif. 

Hal ini menunjukkan, fintech pendanaan menjawab dengan tepat bahwa tren transaksi digital terus dipercaya dan memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat. Hingga kini terdapat 9 juta lender dengan outstanding pinjaman mencapai Rp 5 triliun.

Namun, menurut Ketua Klaster Produktif AFPI dan CEO Modalku Reynold Wijaya, para calon lender perlu memperhatikan berbagai hal, agar investasi yang dilakukannya dapat memperoleh return yang baik.

Pertama, adalah riset. Riset diperlukan untuk mengetahui risiko dan reward yang akan didapat oleh calon lender ketika dia berinvestasi pada satu fintech pendanaan tertentu.

"Riset sebelum menempatkan dana di instrumen manapun termasuk fintech pendanaan, pastikan sudah berizin regulator misalnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya dalam video conference, Kamis (12/8).

Kedua, pahami risiko, mana yang masuk ke profil risiko rendah, sedang, dan tinggi. Ketiga, jangan berinvestasi dari uang hasil utang. Keempat, pastikan berinvestasi di platform yang legal, dari yang legal juga harus difilter sesuai dengan kenyamanan masing-masing. 

Kelima, pastikan melakukan diversifikasi investasi di beberapa platform dan jumlah dananya. Sebab, jika hanya berinvestasi di satu platform akan berisiko terhadap hangusnya uang karena platform tersebut bermasalah.

"Keenam, untuk fintech pendanaan sektor produktif, pilih profil borrower yang dinilai tepat untuk akan Anda danai," katanya.

Sponsored

Hal ini menurutnya perlu diperhatikan mengingat mudahnya berinvestasi di sektor ini. Dia mencontohkan, di platform Modalku, untuk menjadi lender dapat dilakukan mulai dari Rp100.000. Return yang diperoleh beragam, yakni 12%, 18% hingga 20% per tahun, tergantung risiko yang dihadapi.

"Semakin besar return yang didapat, jelas semakin tinggi risiko yang mungkin dialami. Tidak ada investasi yang tidak berisiko," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid