sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AS-Korea Selatan sepakat perkuat aliansi

Kesepakatan itu salah satunya mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 04 Feb 2021 19:36 WIB
AS-Korea Selatan sepakat perkuat aliansi

Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, berjanji meningkatkan aliansi dengan Amerika Serikat (AS) dan mempersiapkan strategi Korea Utara (Korut) yang komprehensif dalam sebuah percakapan via telepon dengan Presiden Joe Biden.

Pernyataan itu datang ketika Moon, yang menawarkan menjadi mediator antara AS-Korut, menghadapi tantangan melancarkan kembali pembicaraan yang macet antara Washington dan Pyongyang.

Juru bicara kepresidenan, Kang Min-seok, menuturkan, kedua pemimpin menegaskan perlunya mempersiapkan strategi komprehensif Korut untuk denuklirisasi Semenanjung Korea.

"Presiden Biden memuji upaya Korea Selatan, negara kunci yang terlibat untuk menyelesaikan masalah di Semenanjung Korea ... dan mengatakan akan bekerja sama dengan Korea Selatan menuju tujuan bersama," kata Kang, Kamis (4/2).

Gedung Putih dalam sebuah pernyataan menuturkan, Biden menekankan komitmennya memperkuat aliansi AS-Korsel dan kedua negara bersepakat berkoordinasi erat dengan Korut.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un dan mantan Presiden AS, Donald Trump, menyetujui denuklirisasi Semenanjung Korea dalam pertemuan KTT mereka pada 2018.

Namun, KTT AS-Korut kedua dan pembicaraan tingkat kerja berikutnya gagal dan perundingan menemui jalan buntu.

Presiden Moon juga menyambut baik apa yang dia disebutnya sebagai "kembalinya Amerika" di tengah meningkatnya tantangan global seperti pandemi Covid-19, perubahan iklim, serta polarisasi ekonomi.

Sponsored

Biden mengatakan, tanggapan terhadap perubahan iklim akan menciptakan lapangan kerja baru. Sementara itu, Moon memperkenalkan Green New Deal yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19.

Selama percakapan via telepon pada November 2020 setelah kemenangan Biden, Moon berjanji mempromosikan hubungan ekonomi dengan "Negeri Paman Sam".

Lebih lanjut, Gedung Putih menyatakan, kedua pemimpin negara juga menyetujui kebutuhan mendesak untuk pemulihan demokrasi di Myanmar, setelah militernya melakukan perebutan kekuasaan pada Senin (1/2). (REUTERS)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid