sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bayar utang ke China, Papua Nugini gali lubang tutup lubang

Pinjaman dari China membentuk lebih dari 7% total utang Papua Nugini.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Rabu, 07 Agst 2019 18:48 WIB
Bayar utang ke China, Papua Nugini gali lubang tutup lubang

Papua Nugini (PNG) meminta China untuk membiayai kembali utangnya sebesar US$8 miliar atau setara dengan 27 miliar kina. Permintaan tersebut kemungkinan akan membuat marah Australia dan Amerika Serikat.

Beijing telah memperkuat hubungan dengan PNG dan negara-negara Pasifik lainnya dengan meningkatkan keterlibatan dan menawarkan pinjaman untuk infrastruktur, mendorong AS dan Australia meluncurkan inisiatif di kawasan itu untuk menjaga sekutu tradisional tetap berpihak pada mereka.

Kurang dari dua minggu setelah melakukan perjalanan ke Australia, perjalanan pertamanya ke luar negeri sebagai pemimpin PNG, Perdana Menteri James Marape mengumumkan pada Selasa (6/8) bahwa dia telah meminta Duta Desar China untuk membantu dalam pembiayaan kembali utang publik.

"Dia menyatakan bahwa surat resmi akan diteruskan ke duta besar untuk disampaikan ke Beijing atas permintaan ini," sebut kantor Marape dalam sebuah pernyataan.

Sejak menjadi PM, Marape telah bersumpah untuk memerangi korupsi endemik di dalam negeri dan menyeimbangkan kembali hubungan negara itu dengan sekutu dan perusahaan multinasional yang mengeksploitasi sumber daya mineral PNG yang kaya.

Menurut pernyataan yang dirilis kantornya, PM Marape mendesak Beijing untuk membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Kepulauan Pasifik dan menyarankan agar China meningkatkan investasinya di sektor kehutanan, perikanan dan sumber daya PNG.

Pernyataan yang sama menyebutkan, Duta Besar Tiongkok Xue Bing menyuarakan keprihatinan atas pertemuan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik yang akan diadakan di Tuvalu, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Sebagai balasannya, Xue Bing mengundang Marape untuk mengunjungi China.

Direktur Program Kepulauan Pasifik Lowy Institute Jonathan Pryke menuturkan bahwa permintaan PNG ke China, yang datang tepat setelah Australia meluncurkan karpet merah untuk Marape, kemungkinan akan membuat berang Canberra dan Washington ketika keduanya berusaha untuk melawan pengaruh China di Pasifik.

Sponsored

"Jika (China) merestrukturisasi semua utang PNG, mereka akan menjadi kreditor tunggal terbesar bagi PNG dan itu akan memberi mereka pengaruh yang besar atas PNG," ujar Pryke. "Kami tidak punya indikasi bahwa China akan bersedia melakukan ini, tetapi jika mereka melakukannya, saya memprediksi mereka akan meminta beberapa konsesi yang cukup besar."

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan pihaknya menyambut dukungan bagi kebutuhan pembangunan mitra mereka di Pasifik. "Asalkan transparan, menjunjung standar internasional, memenuhi kebutuhan yang sebenarnya dan menghindari beban utang yang tidak berkelanjutan."

China telah dituduh terlibat dalam diplomasi perangkap utang dengan membagi-bagikan pinjaman yang berat untuk proyek-proyek infrastruktur yang tidak mampu dibayar oleh negara-negara miskin.

PNG yang kekurangan uang menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, kata Pryke, dengan pembayaran bunga atas utang publik mencapai sekitar 33% dari PDB atau setara 15% dari pengeluaran tahunan pemerintah.

"Pinjaman dari Tiongkok membentuk lebih dari 7% dari total utang PNG," imbuhnya. (AFP)

Berita Lainnya
×
tekid