sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Belanda terapkan lockdown parsial akhir pekan ini

Kebijakan rencananya berlangsung selama tiga pekan per Sabtu (13/11).

Sita Aisha Ananda
Sita Aisha Ananda Jumat, 12 Nov 2021 15:08 WIB
Belanda terapkan <i>lockdown</i> parsial akhir pekan ini

Belanda akan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) parsial pertama di Eropa Barat mulai musim panas akhir pekan ini. Langkah tersebut untuk menghentikan lonjakan kasus Covid-19.

Bar, restoran, dan toko yang tidak memiliki kepentingan akan ditutup pada pukul 7 malam. Menurut sumber pemerintah, lockdown akan dilakukan setidaknya selama tiga minggu mulai Sabtu (13/11) waktu setempat.

Saat karantina wilayah, perusahaan diminta menerapkan bekerja dari rumah (work from home/WFH) semaksimal mungkin dan melarang masyarakat menonton acara olahraga secara langsung. Meskipun begitu, sekolah, teater, dan bioskop akan tetap beroperasi.

Kabinet sementara Perdana Menteri Mark Rutte akan mengambil keputusan final pada Jumat (12/11). Pun bakal mengumumkan kebijakan baru selama konferensi pers yang dijadwalkan pukul 6 sore.

Infeksi Covid-19 di Belanda meningkat pesat setelah kebijakan menjaga jarak sosial dijatuhkan akhir September lalu. Kasus mencapai rekor sekitar 16.300 dalam 24 jam terakhir hingga Kamis (11/11).

Gelombang infeksi baru memberikan tekanan pada rumah sakit di seluruh Belanda. Imbasnya, pelayanan pasien non-Covid-19 dikurangi.

Kebijakan lockdown menjadi perubahan drastis dalam pengambilan keputusan pemerintah Belanda. Pangkalnya beberapa bulan lalu, berpikir, tingginya tingkat vaksinasi akan memudahkan upaya penanganan pandemi hingga akhir 2021.

Hingga kini, sekitar 85% dari populasi orang dewasa Belanda telah menerima dua dosis vaksin. Suntikan ketiga (booster) baru diberikan kepada sebagian kecil kelompok, terutama yang memiliki imun lemah dan bakal ditawarkan kepada lansia 80 tahun ke atas pada Desember.

Sponsored

Bulan lalu, sekitar 55% pasien dirawat di rumah sakit. Data Institut Kesehatan Belanda (RIVM) menyebutkan, 70% di antaranya karena tidak divaksin atau hanya menerima satu dosis. (Reuters)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid