sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Buttigieg dan Sanders bersaing ketat di Kaukus Iowa

Hingga Rabu (5/2), baru 96% suara dihitung. Terdapat selisih tipis antara Buttigieg dan Sanders.

Valerie Dante
Valerie Dante Kamis, 06 Feb 2020 16:54 WIB
Buttigieg dan Sanders bersaing ketat di Kaukus Iowa

Mantan Wali Kota South Bend Pete Buttigieg (38) memimpin penghitungan awal Kaukus Iowa yang digelar Partai Demokrat dengan Senator Vermont Bernie Sanders menyusul di posisi kedua. Dengan total 96% suara dihitung hingga Rabu (5/2) malam, Buttigieg meraih 26,2% suara dan Sanders 26,1%. 

Di posisi ketiga ada Elizabeth Warren dengan 18,2% suara disusul mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan 15,8% suara.

Hasil penghitungan awal pada Rabu menyusul penundaan proses penghitungan suara sejak Senin (3/2) yang disebabkan oleh gangguan teknis dalam aplikasi yang digunakan untuk mendata suara serta kesalahan manusia. Sejauh ini, Partai Demokrat Iowa belum memberikan jadwal pasti kapan mereka akan merilis hasil akhir penghitungan suara.

Ketua Partai Demokrat Iowa Troy Price menyebut kekacauan proses penghitungan itu sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima dan meminta maaf atas penundaan yang terjadi. Dia mengatakan, pihaknya menunda melaporkan hasil penghitungan suara karena berupaya melindungi integritas kaukus.

Price meyakinkan seluruh pemilih bahwa data yang dipegang Partai Demokrat Iowa akurat. Dia juga berjanji akan mencari tahu penyebab gangguan dalam aplikasi yang mereka gunakan.

Hasil penghitungan awal dinilai menggambarkan kesenjangan ideologis yang tajam dalam Partai Demokrat. Buttigieg mewakili golongan moderat di Demokrat, sementara itu, Sanders (78) adalah seorang sosialis demokrat yang mendukung sistem jaminan kesehatan universal di AS.

Sanders berjanji akan menggratiskan biaya perguruan tinggi. Di lain sisi, Buttigieg menyatakan akan memberikan kuliah gratis hanya bagi anak dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Kedua kandidat sama-sama mendukung "Green Deal" untuk memerangi pemanasan global, mendukung dekriminalisasi imigran ilegal, bersumpah akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran, dan mendukung pemulangan pasukan AS dari Afghanistan.

Kaukus pada Senin menimbulkan pertanyaan apakah Iowa masih pantas ditetapkan sebagai negara bagian pertama yang secara resmi memilih kandidat capres bagi Konvensi Demokrat untuk Pilpres AS 2020. Pasalnya, banyak yang menyebut bahwa populasi Iowa, yang 91% berkulit putih, tidak mencerminkan pemilih Demokrat secara nasional yang sebagian besar minoritas.

Sponsored

Karena hasil akhir Kaukus Iowa belum diketahui, para kandidat Demokrat mengalihkan fokus mereka ke pemilihan primer yang akan diselenggarakan di New Hampshire pada 11 Februari.

Tidak seperti pemilihan primer di sebagian besar negara bagian AS lainnya di mana pemilih terdaftar pergi ke tempat pemungutan suara untuk memberikan suara mereka, dalam kaukus, warga Iowa berkumpul di tempat pertemuan lokal masing-masing daerah atau precinct untuk membahas bersama dan kemudian memberikan suara pada kandidat yang mereka dukung.

Kaukus Iowa bukan acuan final untuk menentukan kandidat dari Demokrat. Meski begitu, kemenangan di Iowa dianggap sebagai indikator kuat untuk memprediksi capaian kandidat dalam pemilihan-pemilihan selanjutnya.

Petahana Donald Trump, yang kembali mencalonkan diri dalam Pilpres AS 2020, menang telak dalam Kaukus Iowa yang diselenggarakan Partai Republik dengan meraih 97% suara. Trump mencemooh Kaukus Iowa Demokrat, menyebutnya sebagai sebuah bencana.

"Satu-satunya orang yang bisa mengklaim kemenangan besar di Iowa adalah saya," ujar dia. (Voice of America, CNBC, dan Vox)

Berita Lainnya
×
tekid