sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

China ke Kanada: Bebaskan bos Huawei atau tanggung konsekuensi

Direktur Keuangan Global Huawei yang juga merupakan putri pendiri raksasa telekomunikasi itu, Meng Wanzhou, ditangkap di Vancouver, Kanada.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Minggu, 09 Des 2018 11:17 WIB
China ke Kanada: Bebaskan bos Huawei atau tanggung konsekuensi

Pada Sabtu (8/12), China memperingatkan Kanada bahwa akan ada konsekuensi berat jika tidak segera melepaskan Direktur Keuangan Global Huawei Meng Wanzhou.

Meng Wanzhou yang juga putri dari pendiri Huawei Ren Zhengfei ditangkap di Kanada pada 1 Desember dan menghadapi upaya ekstradisi ke Amerika Serikat, yang menuduhnya berusaha menutupi hubungan perusahaannya dengan perusahaan yang mencoba menjual peralatan ke Iran. Padahal Washington telah menjatuhkan sanksi ke Teheran.

Jika diekstradisi ke Negeri Paman Sam, Meng Wanzhou akan menghadapi tuduhan konspirasi penipuan terhadap sejumlah lembaga keuangan dengan hukuman maksimal 30 tahun atas setiap dakwaan. Demikian diungkapkan pengadilan Kanada pada Jumat (7/12).

Tidak ada keputusan yang dicapai dalam sidang ekstradisi setelah hampir enam argumen dan kontrargumen. Sidang ditunda hingga Senin (10/12).

Dalam sebuah pernyataan singkat, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Le Yucheng telah merilis peringatan ke duta besar Kanada di Beijing untuk melepaskan Meng Wanzhou. Pemanggilan dubes Kanada itu disebut Le sebagai bentuk protes keras. 

Adam Austen, juru bicara Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan bahwa pernyataan pimpinannya telah jelas.

Pada Jumat lalu, Freeland mengatakan kepada wartawan bahwa hubungan dengan Tiongkok penting dan bernilai. Diplomat berusia 50 tahun itu pun menekankan bahwa pihaknya akan memberikan akses konsuler kepada Meng Wanzhou.

Hubungan baik

Sponsored

Ketika ditanya tentang kemungkinan reaksi China setelah penangkapan Meng Wanzhou, pada Jumat lalu PM Kanada Justin Trudeau menuturkan bahwa Ottawa memiliki hubungan yang sangat baik dengan Beijing.

Penangkapan Meng Wanzhou terjadi atas permintaan Amerika Serikat saat perempuan itu berganti pesawat di Vancouver. China mencap langkah tersebut adalah pelanggaran serius terhadap hak sah Meng Wanzhou.

"Langkah tersebut mengabaikan hukum, tidak masuk akal dan pada dasarnya sangat jahat," tutur Le. "China sangat mendesak Kanada untuk segera membebaskan sosok yang ditahan, dan dengan sungguh-sungguh melindungi hak-hak yang sah, jika tidak Kanada harus menerima tanggung jawab penuh atas konsekuensi serius yang ditimbulkan." 

Pernyataan Le tersebut tidak merinci konsekuensi serius yang dimaksud.

"Mungkin akan ada pembekuan mendalam atas kunjungan dan pertukaran tingkat tinggi," kata mantan Duta Besar Kanada untuk China David Mulroney pada Jumat lalu. "Peluang untuk membahas perdagangan bebas akan dibekukan untuk sementara waktu. Namun kita harus menerimanya. Itulah harga yang harus dibayar jika berurusan dengan negara seperti China."

Pertemuan Trump-Xi

Penangkapan Meng Wanzhou terjadi pada hari yang sama saat Donald Trump bertemu dengan Presiden Xi Jinping di sela-sela KTT G-20 di Buenos Aires, Argentina. Kedua pemimpin raksasa ekonomi dunia tersebut bertatap muka untuk membahas penyelesaian perang dagang.

"Kami tengah melacak perkembangan kasus ini dan merujuk Anda ke Mahkamah Agung British Columbia," jelas seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS, yang bicara dengan syarat anonim.

Kabar penangkapan Meng Wanzhou telah mengguncang pasar saham. Tidak hanya itu, 'insiden' ini juga dinilai akan mengancam gencatan senjata dalam perang dagang yang telah disepakati Trump dan Xi.

Juru bicara Huawei pada Jumat mengatakan, perusahaan memiliki "keyakinan bahwa sistem hukum Kanada dan AS akan mencapai kesimpulan yang tepat." Raksasa telekomunikasi itu memastikan bahwa pihaknya telah memenuhi seluruh hukum dan peraturan yang berlaku di mana pun mereka beroperasi, termasuk undang-undang dan peraturan pengendalian ekspor serta sanksi yang berlaku dari PBB, AS, dan Uni Eropa. (VOA)

Berita Lainnya
×
tekid