sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Debat Presiden AS: Trump dan Biden saling menyela

Trump langsung menyerang Biden, menyebutnya sebagai sosialis dan menuduhnya melayani sayap kiri di Partai Demokrat.

Valerie Dante Angelin Putri Syah
Valerie Dante | Angelin Putri Syah Rabu, 30 Sep 2020 10:16 WIB
Debat Presiden AS: Trump dan Biden saling menyela

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (29/9) menghabiskan sebagian besar dari 20 menit pertama dari debat pertamanya dengan Joe Biden dengan mencoba mengguncang mental lawannya.

Dalam pembukaan, Trump terus-menerus menyela perkataan Biden hingga akhirnya mantan Wakil Presiden AS itu memintanya untuk menutup mulut dengan mengatakan, "Will you shut up, man?"

Sejak debat pertama dimulai, Trump langsung menyerang Biden, menyebutnya sebagai sosialis dan menuduhnya melayani sayap kiri di Partai Demokrat.

Trump berulang kali memotong perkataan Biden saat gilirannya untuk bicara. Moderator Chris Wallace memperingatkannya untuk berhenti menyela dan membiarkan Biden berbicara.

"Sulit untuk berbicara dengan badut ini," ujar Biden.

Wallace, yang berulang kali harus meninggikan volume suaranya agar didengar, berusaha keras untuk menjaga ketertiban ketika para kandidat saling bertukar sindiran, tetapi dia bersikap lebih keras pada Presiden Trump.

"Terus terang, Anda telah melakukan lebih banyak interupsi," kata dia kepada Trump.

Pada satu titik Wallace bahkan secara terang-terangan menyindir Trump, dia dengan sinis bertanya kepada presiden apakah dia ingin berganti kursi dengannya dan menjadi moderator debat tersebut.

Sponsored

Kedua capres kemudian saling mengolok satu sama lain ketika Biden mencoba menjawab pertanyaan tentang rencana perawatan kesehatan nasional. Trump kerap menyela dan berulang kali menyebut nama Bernie Sanders.

"Saya tidak akan mendengarkannya," kata Biden, saat dia mencoba mengabaikan Trump. "Faktanya adalah saya mengalahkan Bernie Sanders," kata Biden lagi

Ketika Trump terus menyela, Biden mencoba untuk kembali ke jalurnya.

"Begini saja, semua orang tahu dia (Trump) adalah pembohong," kata Biden.

Moderator kemudian mencoba mengambil kendali, meminta Trump untuk membiarkan Biden menyelesaikan pernyataannya.

"Kalian menyadari bahwa kalian berdua berbicara pada waktu yang sama," kata Wallace.

Saat Wallace beralih ke topik selanjutnya, Biden berkata dengan sinis bahwa segmen debat kali ini benar-benar produktif.

Saling sindir dan olok antara Biden dan Trump dinilai membuktikan bahwa debat capres kali ini bisa menjadi debat dengan topik paling personal di zaman modern.

Terkait Covid-19, Biden menyerang penanganan pandemi yang dilakukan Trump dan mengatakan bahwa presiden menunggu dan menunggu untuk bertindak ketika virus mencapai Pantai Amerika dan masih belum punya rencana. Biden meminta kepada Trump untuk kel uar dari bunker dan ke luar dari perangkap pasir kemudian pergi dengan kereta golfnya ke Oval Office untuk membuat rencana bipartisan untuk menyelamatkan orang.

Tetapi Trump terlihat menggeram dan menyatakan Biden tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan seperti yang dilakukannya.

“Saya tahu bagaimana melakukan pekerjaan itu,” tanggap Biden, yang menjabat delapan tahun sebagai wakil presiden Barack Obama.

Pada debat kali ini efek pandemi terlihat jelas, salah satunya dengan mimbar kandidat ditempatkan berjauhan. Semua tamu dalam kerumunan kecil diuji dan jabat tangan pembukaan tradisional dibatalkan. Para pria tidak berjabat tangan dan, meski tidak ada kandidat yang mengenakan topeng untuk naik ke panggung, keluarga mereka mengenakan penutup wajah.

Selain itu, terkait terjadinya protes besar setelah kematian orang kulit hitam di tangan polisi. Biden mengatakan ada ketidakadilan rasis sistemik di negara ini dan sementara sebagian besar polisi adalah “pria dan wanita yang terhormat”, ada “apel yang buruk” dan orang-orang harus dimintai pertanggungjawaban.

Dengan hanya 35 hari hingga pemilihan, dan pemungutan suara awal sudah berlangsung di beberapa negara bagian, Biden melangkah ke panggung memegang pimpinan dalam pemungutan suara-signifikan dalam survei nasional-dan ingin memperluas dukungannya di antara pemilih pinggiran kota, wanita dan senior.

 

Sumber: AP News dan USA Today

Berita Lainnya
×
tekid