sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dubes China untuk ASEAN: Situasi akibat coronavirus membaik

Salah satu indikasi membaiknya situasi adalah menurunnya jumlah korban terinfeksi coronavirus di China selama 16 hari berturut-turut.

Valerie Dante
Valerie Dante Jumat, 21 Feb 2020 13:59 WIB
Dubes China untuk ASEAN: Situasi akibat coronavirus membaik

Duta Besar China untuk ASEAN Deng Xijun mengatakan bahwa berkat respons tegas dan cepat yang telah diambil pemerintah Tiongkok, situasi penyebaran wabah coronavirus jenis baru di negaranya telah membaik.

"Situasi masih sedikit sulit tapi terus membaik. Per tadi pagi, data yang saya dapat menunjukkan bahwa jumlah pasien di China yang sudah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit melebihi 16.300," tutur Dubes Deng dalam konferensi pers di Kedutaan Besar China untuk ASEAN, Jakarta, pada Jumat (21/2).

Dia menyebut bahwa jumlah kematian di China daratan menyentuh 2.123 per pagi tadi. Angka itu berbeda dari laporan Komisi Kesehatan Nasional China yang menyatakan bahwa per Kamis (20/2), korban tewas nasional sejauh ini 2.236 orang.

"Jumlah pasien yang sembuh di China jauh lebih banyak dari korban tewas," sambung dia.

Di luar China daratan terdapat tiga kematian di Jepang, dua di Hong Kong dan Iran, serta masing-masing satu di Taiwan, Filipina, Korea Selatan, dan Prancis yang membuat angka kematian global menyentuh 2.247. Coronavirus juga telah menginfeksi lebih dari 76.000 orang di seluruh dunia.

Indikasi lain Dubes Deng mulai membaiknya kondisi akibat coronavirus jenis baru di China adalah adanya penurunan jumlah kasus infeksi selama 16 hari berturut-turut hingga Jumat.

Dia menekankan bahwa sejak wabah coronavirus jenis baru terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, pada Desember 2019, Presiden Xi Jinping dan pemerintah Tiongkok mengutamakan keselamatan hidup masyarakat dengan mengeluarkan serangkaian instruksi untuk mencegah dan mengontrol penyebaran virus.

"Pemerintah China segera membuat mekanisme nasional untuk memobilisasi sumber daya dari seluruh negeri untuk membantu penanganan di pusat wabah yakni di Provinsi Hubei," jelas dia.

Sponsored

Dubes Deng memaparkan bahwa dalam waktu 10 hari, pemerintah pusat mendirikan dua rumah sakit khusus untuk merawat pasien coronavirus dengan level infeksi serius di Wuhan. Mereka juga mengubah belasan stadion olahraga dan pusat konvensi menjadi rumah sakit sementara untuk merawat pasien dengan gejala ringan.

"Pemerintah pusat mengirimkan ahli kesehatan, dokter, dan staf medis untuk memperkuat pekerjaan pejabat kesehatan di Hubei. Hingga kini, pemerintah pusat mengirim lebih dari 200 tim medis dengan total jumlah staf mencapai 32.000 orang ke provinsi tersebut," tutur Dubes Deng.

Melanjutkan upaya pencegahan dan pengendalian wabah coronavirus, Dubes Deng menyebut bahwa pemerintah China secara perlahan dan teratur memulai kembali aktivitas bekerja, terutama bagi pabrik-pabrik yang memproduksi alat-alat medis.

Dia mengatakan, Tiongkok telah mengadposi langkah-langkah yang sangat komprehensif dan bahkan melampaui standar yang ditetapkan peraturan kesehatan internasional.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklaim bahwa langkah-langkah China dapat menjadi kriteria baru untuk standar peraturan kesehatan internasional," sambung dia.

Selama proses melawan coronavirus jenis baru, Dubes Deng menuturkan bahwa Tiongkok bekerja sama secara erat dengan WHO dan negara-negara lainnya.

"Kami telah mengundang tim ahli WHO ke China. Bersama dengan pejabat kesehatan China, mereka sedang mempelajari epidemi tersebut dan beberapa kali melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah wilayah di Tiongkok," ujar dia.

Menurutnya, WHO menghargai tindakan yang telah diambil oleh pemerintah China dan meyakini bahwa negara itu dapat mengatasi coronavirus jenis baru. Pada 31 Januari, WHO mendeklarasikan wabah tersebut sebagai darurat kesehatan global. Namun, Dubes Deng menilai langkah itu bukan berarti WHO tidak percaya dengan upaya penanganan China.

"Sebaliknya, tujuan dari deklarasi WHO itu ditujukan sebagai peringatan bagi negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah dan bagi pihak yang belum siap mencegah penyebaran virus," jelas dia.

Berita Lainnya
×
tekid