sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Evakuasi WNI dari Kabul, Menlu: Paling berat

Menlu Retno akui tak mudah mengevakuasi 33 orang dari Afganistan.

Dave Linus Piero
Dave Linus Piero Kamis, 02 Sep 2021 13:23 WIB
Evakuasi WNI dari Kabul, Menlu: Paling berat

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan keberhasilan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan kepada Komisi I DPR RI. Ia menambahkan, ada dua isu terkait perkembangan politik di Afghanistan. Pertama, mengenai evakuasi WNI dan situasi Afghanistan saat ini.

“Kita patut bersyukur, pada Jumat (20/8/21) pemerintah telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul,”ujar Menlu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/9/2021).

Ia merinci, mereka yang evakuasi tersebut terdiri dari 26 WNI, 5 warga negara Filipina, dan 2 warga negara Afghanistan berhasil tiba di Jakarta pada (21/8/21) dini hari.

Berikutnya, pada 28 Agustus, WNI tersebut telah secara resmi diserahterimakan kepada keluarga. Menlu akui tak mudah mengevakuasi 33 yang  tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/21) pukul 3.00 WIB.

“Ibu Bapak, evakuasi ini merupakan salah satu evakuasi yang paling berat,” terang Retno.

Evakuasi ini sangat kompleks dan memerlukan perhitungan matang. Tak hanya dari sisi keselamatan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) ke Bandara, namun juga menyangkut izin mendarat. Apalagi bandara dikuasai kelompok Taliban.

Sejak awal evakuasi, pemerintah telah meminta jaminan keamanan ke Taliban dan hal itu telah ditepati oleh Taliban. Dalam hal ini, pemerintah bekerja sama dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan negara anggota NATO. Pasalnya, izin dan pengelolaan bandara milier dikelolah NATO.

Lebih lanjut lagi, Retno menjelaskan, pemerintah telah menggunakan seluruh aset diplomasi untuk memastikan keselamatan WNI dan evacuee lainnya. Menurut Retno, Indonesia tepat waktu melakukan evakuasi karena sehari setelah pengevakuasian, kondisi di Afghanistan lebih kompleks. Ada peristiwa serangan teroris yang terjadi di Bandara Kabul pada 26 Agustus.

Sponsored

“Peristiwa itu (serangan terorisme), menjadikan situasi pada saat itu lebih chaotic. Saya membayangkan bagaimana jika evaluasi tidak dapat kita lakukan pada 20 Agustus, mungkin upaya evakuasi harus menempuh jalan yang lebih panjang dan tidak menentu,” ucap Retno.

Berita Lainnya
×
tekid