sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus Covid-19 melonjak, India terapkan lockdown skala nasional

Meski berdampak terhadap ekonomi, menurut Modi, kebijakan ini tanggung jawab sosial yang perlu dilakukan.

Valerie Dante
Valerie Dante Rabu, 25 Mar 2020 19:10 WIB
Kasus Covid-19 melonjak, India terapkan <i>lockdown</i> skala nasional

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala nasional. Sebagai upaya memperlambat penyebaran coronavirus baru (Covid-19) di negaranya.

"Seluruh negara akan berada di bawah lockdown total," katanya, Selasa (24/3) waktu setempat.

Kebijakan diterapkan per Selasa tengah malam waktu setempat. Akan diberlakukan selama 21 hari. 
Dia menyebut, kuncitara merupakan langkah yang perlu diambil. Demi memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2.

"Akan ada larangan untuk keluar dari rumah," ucapnya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Langkah itu diambil, setelah India mencatat lonjakan kasus infeksi baru dalam beberapa hari terakhir.

Hingga kini, "Negara Anak Benua" mencatat, 562 kasus positif Covid-19. Sebanyak 10 di antaranya, meninggal dan 40 lainnya sembuh.

Meskipun akan berdampak buruk terhadap ekonomi nasional, menurut Modi, karantina merupakan tanggung jawab sosial yang perlu dilakukan.

Dia mengimbau, masyarakat tidak panik. Namun, orang-orang dengan cepat menyerbu toko-toko di Ibu Kota New Delhi dan sejumlah kota lainnya.

Sponsored

Modi menambahkan, panic buying hanya bakal mempercepat penyebaran virus. Dia menekankan, pemerintah akan memastikan pasokan cukup bagi semua orang.

Selama lockdown, semua bisnis nonesensial akan ditutup. Kecuali rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Fasilitas pendidikan, sekolah dan universitas, juga ditutup. Pun hampir semua pertemuan publik bakal dilarang.

Siapa pun yang melanggar aturan itu, terancam menghadapi dua tahun penjara atau denda besar.

India sebelumnya melarang masuk pendatang dari luar negeri dan menangguhkan penerbangan domestik. Operator jaringan kereta negara berpopulasi 1,3 miliar itu, juga telah menangguhkan sebagian besar layanannya. (BBC)

Berita Lainnya
×
tekid