sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Krisis Venezuela: Maduro akan gelar pemilu lebih awal

Saat ini, Majelis Nasional merupakan satu-satunya institusi yang diakui sah secara demokratis oleh Barat.

Valerie Dante
Valerie Dante Selasa, 21 Mei 2019 18:10 WIB
 Krisis Venezuela: Maduro akan gelar pemilu lebih awal

Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Senin (20/5), mengusulkan pemilu lebih awal untuk Majelis Nasional yang diketuai oleh pemimpin oposisi, Juan Guaido. Majelis Nasional merupakan satu-satunya institusi yang diakui sah secara demokratis oleh Barat.

Oposisi meraih mayoritas di Majelis Nasional pada 2015 dan pemilu kongres selanjutnya dijadwalkan baru akan berlangsung pada akhir 2020.

Meski mengusulkan pemilu lebih awal, Maduro belum memberikan tanggal yang pasti. "Kamu akan melegitimasi satu-satunya institusi yang belum dilegitimasi dalam lima tahun terakhir," ujar Maduro dalam pidatonya di rapat umum pro-pemerintah.

Barat telah mengakui Guaido sebagai kepala negara yang sah di negara itu. Hal ini dilakukan karena banyak pihak yang menganggap Maduro meraih kemenangan dalam Pemilu 2018 secara curang dan institusi negara selain Majelis Nasional sudah dia kendalikan.

Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden interim, mengecam Maduro sebagai perampas kekuasaan yang kebijakannya menjerumuskan Venezuela ke dalam resesi ekonomi terparah yang pernah dialami negara itu.

Maduro menuduh Guaido melakukan kudeta yang didukung oleh Amerika Serikat. Presiden berusia 56 tahun itu tetap memegang kendali atas lembaga negara dan mendapat dukungan dari petinggi militer, dan sejumlah sekutu seperti Rusia, Kuba, dan China.

"Kami akan menggelar pemilu lebih awal bagi Majelis Nasional," tegas Maduro di hadapan kerumunan pendukungnya.

Pada 30 April, Guaido berusaha untuk mengerahkan pasukan bersenjata Venezuela untuk bangkit melawan Maduro. Namun, hanya sejumlah tentara dan satu pejabat tinggi pemerintah yang membelot, sementara para petinggi militer lainnya menegaskan kembali kesetiaan mereka terhadap Maduro.

Sponsored

Badan intelijen telah menahan beberapa sekutu Guaido dan Mahkamah Agung menuduh 14 anggota parlemen oposisi melakukan kejahatan, termasuk pengkhianatan dan konspirasi. Tindak keras ini mendorong sebagian besar pendukung Guaido untuk melarikan diri ke luar negeri atau berlindung di kedutaan besar negara sekutu di Caracas.

Utusan oposisi Venezuela untuk AS, Carlos Vecchio, mengatakan telah bertemu dengan pejabat Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri AS di Washington pada Senin untuk membahas segala aspek dari krisis Venezuela.

Melalui Twitter, Vecchio menuturkan bahwa diskusi yang diadakan di kantor Kemlu AS sangat positif tanpa memberi rincian lebih lanjut. "Kami akan terus maju," kata dia.

Presiden Donald Trump dan para pejabat senior AS tidak mengesampingkan opsi aksi militer di negara Amerika Selatan itu. Pihak AS berulang kali mengatakan bahwa semua opsi dapat dipertimbangkan.

Namun, Washington telah menekankan bahwa mereka memilih untuk menggunakan tekanan ekonomi dan diplomatik yang berkelanjutan untuk melengserkan Maduro. Sejumlah pakar menilai bahwa AS kemungkinan besar tidak akan menggunakan kekuatan militernya.

Sumber : Reuters

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid