Macron merespons penusukan Salman Rusdhie: Perjuangan dia adalah perjuangan kita
Salman Rushdie menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi setelah Iran mendesak umat Islam untuk membunuhnya karena tulisannya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam penyerangan terhadap novelis Salman Rushdie di New York pada Jumat. Menurutnya perjuangan Rushdie bersifat universal.
Salman Rushdie menghabiskan bertahun-tahun bersembunyi setelah Iran mendesak umat Islam untuk membunuhnya karena tulisannya The Satanic Verses, pada 1988. Setelah berpuluh tahun selamat, Rusdhie akhirnya harus menerima serangan fisik, yang selama ini hanya merupakan ancaman.
“Selama 33 tahun, Salman Rushdie telah mewujudkan kebebasan dan perjuangan melawan obskurantisme. Dia baru saja menjadi korban serangan pengecut oleh kekuatan kebencian dan barbarisme,” kata Macron, seperti dikutip Independent, Sabtu (13/8).
"Perjuangannya adalah perjuangan kita; itu universal. Sekarang lebih dari sebelumnya, kami berdiri di sisinya,” kata Macron.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengutuk serangan itu dan menulis, “Terkejut bahwa Sir Salman Rushdie telah ditikam saat menjalankan hak yang tidak boleh kita hentikan untuk dipertahankan. Saat ini pikiranku sedang bersama orang-orang tersayangnya. Kami semua berharap dia baik-baik saja.”
Salman Rusdhie menjadi korban penikaman saat ia melakukan pidato di institut Chautauqua New York. Pelaku adalah Hadi Matar, pria 24 tahun dari Iran.
Setelah berjam-jam menjalani operasi, Rushdie menggunakan ventilator dan dilaporkan belum dapat berbicara.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Kejahatan anak era kiwari: Dari pencurian hingga penganiayaan
Senin, 27 Mar 2023 06:38 WIB
Turis asing berulah, perlukah wisman mendapat karpet merah?
Minggu, 26 Mar 2023 11:15 WIB