sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Meksiko akan deportasi migran yang paksa masuk perbatasan AS

Migran yang mendekati perbatasan diselimuti oleh gas air mata, beberapa dari mereka mencoba menerobos pagar yang memisahkan kedua negara

Valerie Dante
Valerie Dante Senin, 26 Nov 2018 17:57 WIB
Meksiko akan deportasi migran yang paksa masuk perbatasan AS

Kementerian Dalam Negeri Meksiko mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mendeportasi sebanyak 500 migran dari Amerika Tengah. Pada Minggu (25/11), para migran dengan paksa menggunakan kekerasan dan secara ilegal berusaha melintasi perbatasan ke Amerika Serikat.

Belasan orang berlarian menuju perbatasan antara Tijuana dan San Diego, kemudian para petugas perbatasan AS menembakan gas air mata dalam upaya mengusir kerumunan ini.

Akibatnya, semua lalu lintas di perbatasan tersebut dihentikan selama beberapa jam pada hari Minggu.

Peristiwa ini terjadi di tengah omongan panas dari Presiden Donald Trump dan kebingungan atas kesepakatan mengenai permohonan pencari suaka di Meksiko.

Bea dan Cukai serta Perlindungan Perbatasan AS mengatakan lalu lintas di kedua arah sempat dihentikan di pelabuhan masuk San Ysidro sebelum kemudian diperbolehkan jalan kembali.

Migran yang mendekati perbatasan diselimuti oleh gas air mata setelah beberapa dari mereka mencoba menerobos pagar yang memisahkan kedua negara. Menurut seorang wartawan Associated Press, petugas AS menembakkan gas tersebut dan karenanya anak-anak migran yang berada di sekitar berteriak dan batuk.

Seorang warga Honduras, Ana Zúñiga, mengatakan bahwa ia melihat para migran membuat lubang kecil di kawat berduri di sisi tanggul Meksiko. Pada saat itu, petugas AS melepaskan gas air mata pada mereka.

"Kami berlari tetapi ketika kami lari, gas makin menyesakkan napas kami," katanya sambil memegangi putrinya yang berusia tiga tahun, Valery.

Sponsored

Milenio TV di Meksiko menayangkan gambar orang-orang yang berusaha melompati pagar perbatasan. Namun, beberapa meter di sisi AS, terlihat beberapa pembeli masuk-keluar dari mal seperti sewajarnya.

Tayangan yang menampilkan anak-anak muda yang melarikan diri dari gas air mata memicu kekhawatiran di beberapa bagian AS. Salah satunya merupakan mantan kandidat gubernur Florida Andrew Gillum yang mengatakan di Twitter bahwa para pemimpin AS harus menunjukkan belas kasihan bagi anggota kafilah migran.

Ketegangan sudah tinggi di Tijuana, di mana lebih dari 5.000 orang telah berkemah di dalam dan di sekitar kompleks olahraga. Kelompok migran yang tergabung dalam sebuah kafilah ini telah menempuh perjalanan panjang dari kampung halaman masing-masing hingga tiba di Meksiko.

Banyak dari mereka yang berharap untuk mengajukan permohonan suaka di AS, tetapi pada kenyataannya, petugas perbatasan di titik masuk San Ysidro hanya memproses kurang dari 100 permohonan suaka per hari.

Pada Sabtu (24/11), Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Meksiko mendatang--yang mulai menduduki jabatan pada 1 Desember--untuk menahan pencari suaka di bagian selatan perbatasan. 

Tetapi, menteri dalam negeri Meksiko yang akan naik jabatan mengklarifikasi dengan mengatakan tidak ada kesepakatan yang telah tercapai.

Pada hari Minggu beberapa ratus orang yang mayoritas pria, mendorong melewati blokade polisi Meksiko di dekat pelintasan perbatasan. Mereka membawa bendera AS dan Honduras yang dilukis dengan tangan dan berteriak: "Kami bukan penjahat! Kami adalah pekerja internasional!"

Helikopter patroli perbatasan AS terbang rendah di atas kerumunan itu.

Ada beberapa migran yang saling meminta satu sama lain untuk menjaga ketenangan. Mereka merupakan orang-orang yang dengan mudah lewat melalui blokade polisi tanpa menggunakan kekerasan.

Barisan kedua polisi yang membawa perisai plastik berjaga-jaga di luar plaza bea cukai dan imigrasi Meksiko. Barisan polisi itu memasang panel baja tinggi di sisi perbatasan Meksiko guna menghalangi jalur lalu lintas masuk.

Trump menggunakan kafilah migran ini sebagai isu yang dipermasalahkan menjelang pemilu paruh waktu bulan ini. Ia mengirim militer AS ke perbatasan dan memberi wewenang kepada pasukan untuk menggunakan kekuatan mematikan.

"Akan sangat pintar jika Meskiko menghentikan kafilah jauh sebelum mereka sampai ke perbatasan selatan kami," tulis Trump melalui akun Twitter resminya pada hari Minggu.

Anggota kelompok bantuan Pueblo Sin Fronteras, Irineo Mujica, yang telah mendampingi para migran selama berminggu-minggu mengatakan bahwa tujuan pawai menuju perbatasan adalah untuk lebih memperlihatkan penderitaan migran pada pemerintah Meksiko dan AS.

"Orang-orang ini tidak dapat berada di sini," kata Mujica.

Pada hari Jumat (23/11), walikota Tijuana Juan Manuel Gastélum, menyatakan telah terjadi krisis kemanusiaan di kotanya yang berisikan 1,6 juta penduduk tersebut. Krisis ini, katanya, timbul karena kotanya bersusah payah mengakomodasi para migran. (The Guardian)

Berita Lainnya
×
tekid