sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menhan Sri Lanka: Bom Minggu Paskah balasan atas teror Christchurch

Kelompok National Thowheed Jamath (NTJ) dituding bertanggung jawab atas delapan ledakan bom di Sri Lanka pada Minggu Paskah.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 23 Apr 2019 17:49 WIB
Menhan Sri Lanka: Bom Minggu Paskah balasan atas teror Christchurch

Pengeboman pada Minggu Paskah di Sri Lanka adalah pembalasan atas serangan teror terhadap dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene di hadapan parlemen pada Selasa (23/4).

"Investigasi awal telah mengungkapkan apa yang terjadi di Sri Lanka pada Minggu adalah sebagai balasan atas serangan terhadap muslim di Christchurch," kata Wijewardene.

Lima puluh orang tewas dalam teror penembakan terhadap dua masjid di Kota Christchurch pada Jumat (15/4).

Kelompok militan lokal, National Thowheed Jamath (NTJ), telah dituding bertanggung jawab atas delapan ledakan bom di Sri Lanka. 

Wijewardene lebih lanjut menuturkan bahwa bersama dengan NTJ, kelompok militan lokal lain, Jammiyathul Millathu Ibrahim (JMI) juga diyakini terlibat dalam serangan.

"Itu dilakukan oleh National Thowheed Jamath bersama dengan JMI," katanya.

Setidaknya 40 orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan dan status darurat nasional telah diberlakukan.

Hari berkabung nasional

Sponsored

Pada Selasa, Sri Lanka memulai hari berkabung nasional dengan hening cipta selama tiga menit bagi para korban.

Jumlah korban tewas teranyar dilaporkan menyentuh 321 orang dan lebih dari 500 orang lainnya terluka.

Pemakaman massal pertama bagi korban pengeboman berlangsung di Kolombo pada hari ini.

Pernyataan Wijewardene datang sehari setelah Menteri Kesehatan Rajitha Senaratne menyalahkan pemerintah Presiden Maithripala Sirisena karena gagal menindak informasi intelijen yang dibagikan berminggu-minggu sebelum ledakan terjadi.

Senaratne juga mengisyaratkan kemungkinan peran jaringan internasional dalam serangan Minggu Paskah.

"Kami tidak percaya bahwa sebuah organisasi kecil di negara ini dapat melakukan semua itu. Saat ini kami tengah menyelidiki dukungan internasional bagi mereka dan jaringan mereka lainnya. Bagaimana mereka menghasilkan pengebom bunuh diri dan bom seperti ini," tutur Senaratne.

Sejauh ini belum ada satu pun kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.

Dua kelompok muslim terkemuka telah merilis pernyataan yang mengutuk serangan pada Minggu Paskah. Adapun All Ceylon Jamiyaathuul Ulama, dewan teolog muslim, mendesak hukuman maksimum bagi semua orang yang terlibat dalam tindakan yang mereka cap pengecut ini.

Para pengamat mengatakan penargetan gereja dan hotel tempat turis asing tinggal di Sri Lanka adalah perkembangan baru dan mengkhawatirkan di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha itu.

Seorang pejabat senior anti-terorisme Asia, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor berita Reuters, serangan itu kemungkinan dilakukan oleh sebuah kelompok dengan kemampuan operasional yang signifikan dan komandan yang terampil.

Empat bom meledak pada waktu yang hampir bersamaan pada pukul 08.45, dengan dua lainnya menyusul dalam waktu 20 menit.

Dua ledakan lain mengguncang Kolombo pada sore hari. Pihak berwenang kemudian menemukan perangkat yang tidak meledak dan sebuah van penuh bahan peledak di berbagai lokasi.

Bom pada Minggu Paskah adalah kekerasan terburuk yang pernah disaksikan negara itu sejak perang saudara selama 26 tahun antara pemberontak separatis etnik Tamil dan pasukan pemerintah. Perang berakhir pada 2009 dengan kekalahan pada kelompok Macan Tamil.

Ada kekhawatiran serangan teranyar dapat memicu kekerasan komunal baru. Pada hari Minggu yang sama, polisi juga melaporkan bahwa ada serangan bom molotov di sebuah masjid di barat laut dan pembakaran di dua toko milik warga muslim di barat. (Al Jazeera dan CNBC)

Berita Lainnya
×
tekid