Amerika Serikat dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan sementara, yang disebut fase pertama, untuk meredakan perang dagang yang berlarut antara dua kekuatan ekonomi dunia itu.
Buntut perjanjian tersebut, putaran tarif baru AS untuk barang China senilai US$160 miliar, yang dijadwalkan akan mulai berlaku pada Minggu (15/12), telah dibatalkan.
"Kami segera memulai negosiasi kesepakatan fase kedua. Ini adalah kesepakatan luar biasa bagi seluruh pihak," twit Presiden Donald Trump.
Dalam pengarahan media pada Jumat (13/12), Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen mengatakan AS telah sepakat untuk membatalkan beberapa tarif pada barang-barang China.
Putaran tarif baru AS awalnya menargetkan barang-barang buatan China seperti ponsel pintar, pakaian, alas kaki, dan mainan.
Para negosiator AS dilaporkan menawarkan untuk secara signifikan mengurangi tarif bagi impor China senilai US$360 miliar. Sebagai gantinya, Beijing berjanji untuk membeli sejumlah besar komoditas seperti kedelai, produk unggas, dan produk pertanian AS lainnya senilai US$50 miliar.
Pada Jumat, Wang tidak mengonfirmasi komitmen untuk membeli produk pertanian AS. Dia hanya menyatakan bahwa Beijing akan membeli lebih banyak produk pertanian AS yang berkualitas tinggi.
Perjanjian tersebut disebut sebagai deal in principle, yang berarti jika China melanggar bagian dari kesepakatan itu, pemerintahan Trump dapat kembali menerapkan tarif bagi impor Tiongkok.
Analis China dari Economist Inteligence Unit Dan Wang menyebut bahwa perang dagang telah merusak hubungan bilateral AS-China. Meskipun kedua pihak mencapai kesepakatan fase pertama, menurutnya perang dagang masih jauh dari kata selesai.
"Ini mungkin akhir dari fase pertama, tetapi mereka masih jauh dari akhir perundingan perang dagang," kata dia.
Selama satu setengah tahun terakhir, Beijing dan Washington terlibat dalam perang dagang yang menyakiti ekonomi nasional kedua negara, menyebabkan ketidakpastian pasar, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. (BBC dan The Guardian)