Pasukan Demokratik Suriah klaim kemenangan total atas ISIS
SDF mengumumkan kemenangan mereka atas ISIS lewat Twitter pada Sabtu (23/3).
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat mengumumkan kemenangan total atas ISIS. Pengumuman tersebut sekaligus mengakhiri pertempuran empat tahun melawan kelompok teroris yang pernah menguasai wilayah yang mencakup sepertiga Suriah dan Irak.
Seorang petinggi SDF mengumumkan kekalahan ISIS lewat Twitter pada Sabtu (23/3).
"Pasukan Demokratik Suriah mengumumkan penghapusan total apa yang disebut wilayah kekhalifahan dan 100% mengalahkan ISIS. Pada hari bersejarah ini, kami juga mengenang ribuan martir yang perjuangannya memungkinkan kemenangan terwujud," twit Mustafa Bali.
Syrian Democratic Forces declare total elimination of so-called caliphate and 0 territorial defeat of ISIS. On this unique day, we commemorate thousands of martyrs whose efforts made the victory possible. #SDFDefeatedISIS
— Mustafa Bali (@mustefabali) 23 March 2019BACA JUGA
Pada Jumat (22/3), Bali yang merupakan kepala kantor media SDF menuturkan bahwa pertempuran sengit berlanjut di sekitar Baghouz untuk menghabisi sisa-sisa ISIS. Dan pada hari yang sama, juru bicara Gedung Putih juga mengatakan bahwa ISIS tidak lagi menguasai wilayah di Suriah.
"Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan memberi pengarahan kepada Presiden Donald Trump saat dia bepergian ke Florida menggunakan Air Force One," kata Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders.
Lebih lanjut Sanders menerangkan bahwa wilayah ISIS telah dieliminasi di Suriah. Merespons pertanyaan apakah ISIS telah 100% dihilangkan, Sanders menjawab, "Ya".
Selama beberapa pekan terakhir, SDF dilaporkan berupaya melakukan pembersihan di Baghouz, tenggara Suriah, yang berbatasan dengan Irak. Itu merupakan sisa wilayah terakhir yang "dihuni" ISIS.
ISIS bermula sebagai cabang dari Al Qaeda di Irak. Kelompok yang dipimpin oleh sejumlah tokoh Al Qaeda ini memainkan peran utama dalam mendorong konflik sektarian yang disusul invasi AS ke Irak pada 2003.
Gerakan itu melancarkan serangan mematikan di Baghdad, dengan menargetkan para pemimpin suku sekutu Barat dan pos-pos militer AS sebelum akhirnya diusir.
Kelompok yang dikenal berperilaku keji itu kemudian membangun kekuatan di Mosul, kota terbesar kedua di Irak, menjadikannya sebagai pusat untuk melanjutkan berbagai serangan.
Pada 2010, Abu Bakr al-Baghdadi, yang kini masih buron ditunjuk sebagai pemimpin ISIS. Dua tahun kemudian, dia memberi mandat kepada afiliasi ISIS untuk mendirikan cabang di Suriah, sebuah negara yang tengah dilanda perang saudara. Keberadaan al-Baghdadi hingga saat ini masih misteri.
ISIL dengan cepat mulai memantapkan kehadirannya di Suriah dan Irak, di mana keduanya tercabik perang, memudahkan kelompok itu untuk mendapatkan pengaruh dan kekuatan militer.
Sumber : Al Jazeera