close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Iran berkabung atas kematian Presiden Ebrahim Raisi. Foto:Reuters
icon caption
Iran berkabung atas kematian Presiden Ebrahim Raisi. Foto:Reuters
Dunia
Selasa, 21 Mei 2024 07:47

Pejabat Israel bantah Mosad di balik kematian Presiden Iran

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan belum mengetahui penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Raisi.
swipe

Di tengah ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel, peristiwa kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi karena kecelakaan helikopter memunculkan spekulasi bahwa Israel ada di balik insiden maut itu. Israel membantah kecurigaan itu, namun baru sebatas pernyaan tidak resmi.

Seorang pejabat Israel pada hari Senin menyatakan bahwa negaranya tidak terlibat dalam kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter.

Pernyataan itu muncul di tengah klaim bahwa Mossad terlibat dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu, yang menewaskan Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam penumpang serta awak lainnya.

“Bukan kami yang melakukannya,” kantor berita Reuters mengutip pejabat tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya.

Mayat presiden Iran yang hangus dan lainnya ditemukan Senin dini hari di dekat pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan setelah pencarian semalaman. Negara tersebut kemudian secara resmi mengumumkan kematian pemimpinnya.

Serangan dan konflik yang melibatkan Iran dan kelompok proksinya meletus di Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, yang menyebabkan pertumpahan darah di Gaza.

Iran mendukung Hamas dalam konflik tersebut, dan milisi Syiah Lebanon Hizbullah yang didukung Teheran juga terlibat dalam konflik langsung dengan Israel.

“Perang bayangan” antara Iran dan Israel mulai terjadi bulan lalu dengan saling tembak-menembak drone dan rudal.

Namun, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan belum mengetahui penyebab jatuhnya helikopter yang menewaskan Raisi. Austin juga mengatakan bahwa dia tidak melihat adanya dampak yang lebih luas terhadap keamanan regional. “Saya tidak bisa berspekulasi tentang apa yang mungkin menjadi penyebabnya,” katanya kepada wartawan.

Sementara itu, Gedung Putih menanggapi bahwa Presiden Iran yang meninggal itu berlumuran darah karena mendukung kelompok ekstremis di wilayah tersebut.

“Tidak diragukan lagi, ini adalah orang yang tangannya berlumuran darah,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus meminta pertanggungjawaban Iran atas apa yang disebutnya aktivitas yang mengganggu stabilitas di kawasan.

Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei mengumumkan Mohammad Mokhber, yang merupakan Wakil Presiden Pertama, sebagai presiden sementara. Penyelidikan tingkat tinggi juga telah dimulai terhadap insiden tersebut. (indiatoday)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan