sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemilu Timor Leste: Ramos-Horta dan Guterres jadi favorit

Pemilu kelima ini berlangsung di tengah goncangan stabilitas politik dan ekonomi, Sabtu (19/3).

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Minggu, 20 Mar 2022 15:47 WIB
Pemilu Timor Leste: Ramos-Horta dan Guterres jadi favorit

Sebanyak 16 kandidat, termasuk mantan Presiden kedua dan pemenang Nobel Perdamaian, Jose Ramos-Horta, bersaing untuk memperebutkan jabatan di Timor Leste, negara termuda Asia Tenggara yang lepas dari Indonesia.

Pemilu kelima ini berlangsung di tengah goncangan stabilitas politik dan ekonomi, Sabtu (19/3). Calon Presiden lain yang bersaing adalah petahana Fransisco Guterres.

Melansir Al Jazeera pada Minggu (20/3), warga Timor Leste mengenakan masker dan mengantre dengan sabar untuk memilih di tempat pemungutan suara di Dili.

"Kita harus memilih generasi baru sehingga kita dapat membangun negara ini," kata Jorge Mendonca Soares (42) tentang keinginannya atas perubahan di negara Timore Leste.

Tokoh-tokoh kemerdekaan masih mendominasi. Untuk pertama kalinya juga ada empat kandidat perempuan, termasuk Wakil Perdana Menteri Armanda Berta Dos Santos.

Jajak pendapat yang baru-baru ini dirilis Universitas Nasional Timor Leste menyebutkan, Ramos-Horta (72), mantan komandan pasukan pertahanan Lere Anan Timur, dan Guterres menjadi calon favorit. Jajak pendapat ditutup pada Sabtu, pukul 15.00 waktu setempat. 

Jika tidak ada kandidat yang unggul secara langsung, pemungutan suara akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 19 April. Hanya ada dua pasangan teratas yang mengikutinya.

Setelah Pemilu 2018, Guterres menolak diangkat untuk menjadi menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur (CNRT), sebuah partai politik yang dipimpin mantan Perdana Menteri Xanana Gusmao.

Sponsored

Selama debat baru-baru ini, Guterres berjanji memastikan perdamaian dan stabilitas, mempertahankan kedaulatan Timor Leste, serta mengikuti konstitusi jika terpilih sebagai presiden.

Tahun ini, peran pemilih muda juga merupakan masalah utama dalam pemilu. Pasalnya, 20% pemilih adalah mereka pemilih pemula, seperti Marco de Jesus (17).

Dia sempat gugup saat hendak memilih. Namun, akhirnya rileks setelah mendapat bantuan dari petugas pemilihan.

"Saya merasa bangga telah menjalankan tugas saya sebagai pemilih," katanya di sebuah tempat pemungutan suara di Dili.

Berita Lainnya
×
tekid